KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan pekan ini. Pelemahan rupiah diprediksi masih berlanjut seiring sikap
wait and see investor. Dalam sepekan, rupiah spot melemah 0,54% ke Rp Rp 15.732 per dolar Amerika Serikat (AS) dari Jumat (25/10) akhir pekan lalu yang ada di Rp 15.647 per dolar AS. Sementara di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,60% ke Rp 15.723 per dolar AS dalam sepekan, dari posisi akhir pekan lalu yang ada di Rp 16.629 per dolar AS.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, pelemahan rupiah cenderung disebabkan faktor eksternal, seperti kekhawatiran di Timur Tengah.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.732 Pada Hari Ini (1/11), Sejalan Mata Uang di Asia "Selain itu, data-data ekonomi AS yang kuat, terutama pada pekerjaan seperti ASDP, Jolt dan klaim pengangguran," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/11). Adapun sentimen pendukung rupiah pekan ini dari data PMI China. Sebab, data itu menunjukkan manufaktur yang telah keluar dari zona kontraksi. Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan, pasar cenderung
wait and see. Salah satunya terkait hasil
pooling mengenai pilpres AS. Beberapa
pooling menyebutkan Trump mengungguli Kamala, begitu pula sebaliknya. "Sehingga pasar
wait and see," sebutnya. Fikri menambahkan, dari dalam negeri, rilis data inflasi Indonesia sebesar 0,08% di Oktober 2024. Fikri berpandangan data itu seharusnya membuat riil yield Indonesia menjadi lebih besar, sehingga menjadi dorongan dana asing ke dalam negeri. "Namun karena banyaknya ketidakpastian di global membuat asing menahan diri untuk masuk ke Indonesia," terangnya.
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,11% ke Rp 15.723 Per Dolar AS Pada Jumat (1/11) Sentimen tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada pekan depan. Investor menantikan hasil pilpres dan FOMC pada pekan depan. Selain itu, juga nanti malam terdapat sejumlah data ekonomi AS yang dirilis, seperti
unemployment rate, Non-Farm Payroll, dan
participation rate. Sejauh ini, pasar memperkirakan datanya akan datar, seperti
unemployment rate bertahan di 4,1%. Jika sesuai ekspektasi, Fikri memperkirakan rupiah tidak akan banyak bergerak, dengan awal pekan depan berada di US$ 15.600 - Rp 15.700 per dolar AS.
Sedangkan Lukman memperkirakan rupiah di rentang Rp 15.650 - Rp 15.800 per dolar AS pada awal pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi