JAKARTA. Depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hingga Rp 14.000 per dollar AS bukan hal yang menyenangkan bagi para importir bahan pangan seperti Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) selaku importir gandum terbesar di Indonesia. Fransiscus Welirang, Ketua Umum Aptindo mengatakan, sejak awal tahun, pihaknya sudah mengimpor 3,5 juta ton gandum ke tanah air. Menurutnya, sejak awal tahun pula, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah hingga saat ini. "Kalau ditanya apakah ada dampak, pastilah ada, tapi kami sudah berhitung. Buktinya, harga tepung terigu tidak makin mahal di pasaran," ujarnya. Aptindo memproyeksikan, impor gandum hingga penghujung tahun ini sebanyak 7 juta ton, sedikit menurun dari realisasi impor tahun lalu yang sebanyak 7,1 juta ton. Menurut catatan Aptindo, nilai impor gandum tahun lalu mencapai US$ 2,1 miliar.
Rupiah melemah, impor gandum jalan terus
JAKARTA. Depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hingga Rp 14.000 per dollar AS bukan hal yang menyenangkan bagi para importir bahan pangan seperti Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) selaku importir gandum terbesar di Indonesia. Fransiscus Welirang, Ketua Umum Aptindo mengatakan, sejak awal tahun, pihaknya sudah mengimpor 3,5 juta ton gandum ke tanah air. Menurutnya, sejak awal tahun pula, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah hingga saat ini. "Kalau ditanya apakah ada dampak, pastilah ada, tapi kami sudah berhitung. Buktinya, harga tepung terigu tidak makin mahal di pasaran," ujarnya. Aptindo memproyeksikan, impor gandum hingga penghujung tahun ini sebanyak 7 juta ton, sedikit menurun dari realisasi impor tahun lalu yang sebanyak 7,1 juta ton. Menurut catatan Aptindo, nilai impor gandum tahun lalu mencapai US$ 2,1 miliar.