JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang melemah melampaui batas psiokologis Rp 14.000 per dollar AS membuat dilema pelaku industri makanan dan minuman. Masalahnya, momen pelemahan nilai tukar berlangsung seiring turunnya daya beli masyarakat. Penurunan daya beli ini tecermin dari melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di semester I-2015 yang hanya mampu capai level 4,7%. Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Stefanus Indrayana menuturkan, ada tekanan biaya yang seharusnya diimbangi dengan kenaikan harga jual, akibat kurs rupiah yang tersungkur.
Rupiah melemah, industri makanan & minuman dilema
JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang melemah melampaui batas psiokologis Rp 14.000 per dollar AS membuat dilema pelaku industri makanan dan minuman. Masalahnya, momen pelemahan nilai tukar berlangsung seiring turunnya daya beli masyarakat. Penurunan daya beli ini tecermin dari melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di semester I-2015 yang hanya mampu capai level 4,7%. Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Stefanus Indrayana menuturkan, ada tekanan biaya yang seharusnya diimbangi dengan kenaikan harga jual, akibat kurs rupiah yang tersungkur.