Rupiah melemah, kapan pemerintah terbitkan samurai bond?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah tak hanya berpengaruh pada penerimaan dan belanja dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Pelemahan rupiah, juga berpengaruh pada strategi pembiayaan negara, khususnya obligasi valas.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara mengatakan, penerbitan obligasi valas harus mencari waktu yang tepat, yaitu saat kondisi pasar stabil. Oleh karena itu, Suahasil memastikan pemerintah tak akan menerbitkan obligasi valas dalam waktu dekat.

"Pastinya kami akan menghindari mengeluarkan bond. Kayaknya enggak ada yang dalam jangka waktu dekat," kata Suahasil saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (8/5).


Sebab lanjut dia, investor juga biasanya lebih waspada saat volatilitas mata uang sedang tinggi. Jika investor waspada, maka akan berdampak ke harga obligasi yang dijual pemerintah itu sendiri.

Tahun ini, pemerintah seharusnya menerbitkan obligasi valas dalam tiga mata uang. Yaitu, dollar Amerika Serikat (AS), euro, yen Jepang. Dalam dominasi dollar AS, pemerintah telah menerbitkan global bond pada Desember 2017 lalu dan sukuk global pada Februari lalu.

Terakhir, pemerintah menerbitkan obligasi valas dalam dua mata uang (dual currency), yakni dollar AS dan Euro akhir April lalu. Satu-satunya obligasi valas yang belum diterbitkan pemerintah adalah obligasi dalam denominasi yen Jepang atau samurai bond.

Meski begitu, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Loto Srinaita Ginting enggan membocorkan kapan samurai bond akan diterbitkan. Yang jelas, "(Penerbitan dilakukan) di semester satu tahun ini," kata dia kepada Kontan.co.id.

Untuk diketahui, tahun lalu pemerintah menerbitkan samurai bond pada awal Juni. Nilainya, mencapai ¥ 100 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto