Ketika kampanye pilpres diharapkan ikut mengusung rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat melemah ke level Rp 14.895 per dollar AS, Senin pagi (24/9). Aksi pembalasan China terhadap produk dagang AS menjadi sentimen pelemahan rupiah, sebagai salah satu mata uang di negara emerging.  

Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim melihat, pelemahan rupiah kali ini masih wajar di tengah perlawanan China terhadap AS.

Sentimen eksternal lain yang membawa tekanan pada mata uang Garuda adalah negosiasi alot Brexit antara Inggris dan Uni Eropa. Akibatnya, pasar kembali melakukan pembelian The Greenback dan mengangkat Indeks Dollar.


Saat ini, perhatian pasar akan tertuju juga pada keputusan bank sentral AS menggerakkan bunga. Federal Reserve kuat diperkirakan menaikkan bunga pada Rabu mendatang (26/9) untuk kali ketiga, dari posisi Fed Fund Rate saat ini 1,75%-2%. Selain penentuan bunga, pasar menunggu arah kebijakan The Fed hingga akhir tahun, dan proyeksi tahun depan.

“Apabila di kuartal IV, The Federal Reserve tidak menaikkan suku bunga keempat kalinya, maka rupiah diprediksi akan berada di level 14.600 untuk akhir tahun,” katanya.

Namun, secara internal, rupiah masih mendapat respons positif. Jelang pemilihan presiden 2019 atau pillpres, calon presiden juga sudah melakukan perjanjian damai kemarin.

Ibrahim menambahkan, rupiah akan tertolong masa kampanye di Bulan Oktober karena membutukan dana cukup besar.

“Pejabat dan parpol yang sudah mengantongi dollar, mereka akan cairkan dananya dan peredaran rupiah cukup besar ini yang akan menguatkan rupiah ke depan,” kata Ibrahim, Senin (24/9).

Ibrahim menyebutkan saat ini harga rupiah masih fluktuasi. Dia merekomendasikan sell bagi pasangan USD/IDR apabila berada di harga tertinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia