Rupiah melemah ke titik kritis, BI perlu bertindak



JAKARTA. Rupiah terus tertekan sampai akhirnya tiba juga ke level 9.800 terhadap dollar AS pada pukul 11.00 WIB, Senin (7/1). Pada penutupan pekan lalu, rupiah masih bertahan di level 9.788. Penurunan rupiah hari ini merupakan level terendahnya selama tujuh bulan terakhir.Director Chief Economist Mandiri Group Destry Damayanti memaparkan dua hal yang saat ini menjadi penyebab pelemahan rupiah terhadap mata uang paman sam. "Kemungkinan besar anjloknya nilai tukar rupiah karena sentimen kemungkinan diberhentikannya stimulus oleh The Fed setelah 2013 ini," kata Destry kepada KONTAN, Senin (7/1)Sentimen tersebut merupakan ancaman bagi mengeringnya dollar AS di pasar, sehingga meningkatkan resiko investasi. "Bahkan US treasury bertenor 10 tahun mengalami kenaikan yield menjadi 1,9% dari sebelumnya 1,6%," jelasnya. Penyebab rontoknya rupiah juga berasal dari dalam negeri. Destri bilang, walaupun defisit neraca perdagangan semakin menipis, namun secara keseluruhan defisit tersebut masih akan berlanjut. Sebab, pertumbuhan dan pembangunan industri hilir diperkirakan akan terus berjalan.Destri memprediksi, Bank Indonesia (BI) akan segera ambil posisi untuk mengatasi depresiasi rupiah terhadap AS. "Level 9.800 merupakan titik kritis, yang BI harus mengatasinya," ujarnya.Oleh karena itu, menurut Destri, mata uang garuda akan bertahan tidak terus melaju menembus di atas 9.800. Ia pun melihat sentimen dari AS bersifat sementara. Menurutnya, nilai tukar USD/IDR pekan ini akan berada antara 9.700-9.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: