Rupiah melemah, kinerja Saranacentral Bajatama merana



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal I-2018 kemarin, PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) masih mencatatkan kinerja yang belum memuaskan. Salah satu biang keroknya adalah pelemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Di tiga bulan pertama 2018, perusahaan ini menanggung rugi Rp 24,28 miliar, bandingkan dengan iperiode yang sama tahun lalu, masih mendapatkan laba  sekitar Rp 34,87 miliar. Padahal  penjualan emiten berkode saham  BAJA di Bursa Efek Indonesia ini tumbuh 24,5% menjadi Rp 1,21 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 978,84 miliar.

Handjaja Susanto, Direktur Utama PT Saranacentral Bajatama Tbk menyatakan penyebab bottom line mencatatkan kerugian karena pelemahan rupiah terhadap dollar dari Rp 13.500 mencapai Rp 14.000. "Itu faktor eksternal yang tidak dapat kami kendalikan.," ujarnya saat RUPS, Kamis (28/6).


Ia menyatakan, beban kurs karena bahan baku berasal dari luar negeri dan produknya dipasarkan ke lokal. Sehingga ketika rupiah melemah, perusahaan ini  terkena dampak.

Untuk itu, BAJA sudah memengantisipasi dengan mengurangi impor dan memperbanyak membeli dari produk lokal. "Porsi impor diperkecil menjadi 10% - 20%," ujarnya. Sekadar informasi, sebelumnya porsi impor perusahaan ini antara 30% - 40%.

BAJA  tak khawatir kekurangan bahan baku dengan pengurangan porsi impor. Hal tersebut lantaran perusahaan dalam negeri yang menambah kapasitas produksi mereka..

Handjaja optimistis, kinerja tumbuh tahun ini. Optimisme tersebut karena perusahaan ini telah meningkatkan kapasitas produksi baja lapis aluminium seng (BJLAS) yang memiliki margin profit yang lebih baik dibandingkan produk lain.

Menilik laporan keuangan perusahaan ini, hanya produk BJLAS yang mencatatkan pertumbuhan penjualan. Sedangkan penjualan produk lain melorot. Kuartal I-2018, penjualan BJLAS naik menjadi Rp 176,11 miliar atau tumbuh 59,28% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 110,6 miliar. Sedangkan, produk baja lapis seng (BJLS) dan baja lapis warna, masing-masing turun 8,72% dan 48,55%.

Untuk peningkatan produksi tentu saja akan bertahap. BAJA telah berinvestasi sebesar Rp 7 miliar untuk meningkatkan produksi BJLAS.  "Efeknya di tahun depan baru terlihat," ujarnya.

Untuk peningkatan produksi, BAJA akan memproduksi  BJLAS  7.000 ton dari sebelumnya 4.000 ton per bulan. Sedangkan, produksi BJLS akan turun menjadi 3.000 ton dari sebelumnya 5.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati