Rupiah melemah lagi ke Rp 14.397 per dolar AS pada Selasa pagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah melanjutkan pelemahan yang terjadi tiga hari sebelumnya. Sempat dibuka menguat, rupiah akhirnya melemah ke Rp 14.397 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (10/3) pukul 8.24 WIB.

Rupiah sempat dibuka menguat ke Rp 13.390 per dolar AS atau menguat tipis 0,02% dari harga penutupan perdagangan kemarin pada Rp 14.393 per dolar AS. Kemarin, rupiah dan won memimpin pelemahan mata uang Asia di tengah penurunan harga minyak dan aksi jual investor. Rupiah mencapai level paling lemah dalam 10 bulan terakhir.

Sementara meski dolar melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia, investor masih memburu surat utang AS, US Treasury. Alhasil, yield US Treasury bertenor 10 tahun kemarin mencapai rekor terendah pada 0,318%.


"Volatilitas lebih besar di emerging market tidak terelakkan karena penyebaran virus corona dan penurunan harga minyak," kata Kim Yumi, market strategist Kiwoom Securities kepada Bloomberg.

Baca Juga: Tekanan dolar mereda seiring harapan stimulus pemerintah AS

Chang Wei Liang, macro strategist DBS Bank di Singapura mengatakan bahwa mata uang emerging market masih akan tertekan di jangka pendek akibat volatilitas yang meningkat dan bisa memicu aksi untuk melepas mata uang berisiko.

Pergerakan mata uang kawasan Asia pagi ini mixed. Penguatan terjadi pada mata uang won, baht, dolar Taiwan, yuan, peso, dan dolar Singapura. Sedangkan yen, ringgit, rupiah, dan dolar Hong Kong melemah terhadap the greenback.

Sementara indeks dolar pagi ini menguat ke 95,47 setelah kemarin berada di 94,89 yang merupakan level terendah sejak September 2018. Kurs dolar Amerika Serikat (AS) mulai bangkit pada Selasa (10/3) pagi terhadap yen, euro, dan franc Swis karena harapan stimulus ekonomi dan kenaikan lagi yield US Treasury. The greenback mulai menanjak setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Gedung Putih akan menggelar konferensi pers pada Selasa ini tentang stimulus ekonomi untuk merespons virus corona.

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Tidak Ada Pendukung

Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin juga mengatakan bahwa Gedung Putih akan menggelar pertemuan dengan sejumlah petinggi perbankan pada pekan ini. Dengan pertemuan ini, pemerintah AS bersiap untuk mengucurkan stimulus untuk memperhalus efek penyebaran virus corona.

Tapi, analis masih menilai terlalu dini untuk menentukan bahwa dolar AS akan mulai menanjak lagi. "Ekspektasi respons kebijakan terkoordinasi merupakan sesuatu yang berkembang dan ini pada akhirnya akan membantu," kata Rodrigo Catril, senior FX strategist National Australia Bank kepada Reuters. Tapi dia menilai bahwa dalam jangka pendek nilai tukar dolar AS masih disetir oleh ekspektasi pelonggaran bank sentral AS Federal Reserve.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati