JAKARTA. Meski pasar eksternal cenderung stabil, rupiah harus mengakui keunggulan USD. Minimnya sokongan domestik dinilai jadi pemicu koreksi mata uang Garuda ini.

Di pasar spot, Senin (25/1) valuasi rupiah tergelincir 0,13% di level Rp 13.863 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah justru terangkat 0,21% ke level Rp 13.844 per dollar AS.

Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka mengatakan seharusnya rupiah punya kekuatan untuk unggul. Pasalnya, dari sisi regional Asia, pemerintah China sudah berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar yuan. Hal tersebut bisa menjadi katalis positif pergerakan rupiah.

KB Bank Dapat Suntikan Modal Rp3 Triliun dari KB Kookmin Bank untuk Perkuat Bisnis

Tidak hanya itu, pergerakan yen pun terbilang menguat hari ini. Seharusnya itu bisa menjaga pergerakan rupiah. “Maka meski melemah, pelemahannya pun sempit,” tambah Tonny. Sepanjang perdagangan hari ini, pasar eksternal cenderung tenang. Jauh dari gejolak.

“Hanya saja domestik bisa dibilang menekan rupiah, karena permintaan USD yang tinggi di akhir bulan,” tutur Tonny. Pemenuhan kewajiban pembayaran utang baik swasta dan pemerintah di penghujung bulan memang menjadi penekan pergerakan rupiah secara berkelanjutan setiap bulannya.

Rentang pergerakan rupiah dalam range yang sempit ini diduga akan terus berlanjut hingga akhir bulan. Karena pasar akan menanti rilis inflasi Indonesia Januari 2016 pada awal bulan Februari mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News