Rupiah melemah pada Kamis (30/9), simak prediksinya untuk Jumat (1/10)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah pada perdagangan Kamis (30/9), melemah 0,14% dan ditutup di level Rp 14.313 per dolar AS. 

Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo, melihat, penguatan yield obligasi AS untuk tenor 5, 10, dan 30 tahun menjadi faktor pendorong utama penguatan dolar AS. Alhasil, rupiah cenderung bergerak melemah.

Menurutnya, kenaikan yield US Treasury AS dipicu oleh ekspektasi pasar terhadap komentar Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, yang membeberkan kemungkinan tapering akan dimulai pada bulan November 2021, karena katalis yang sudah cukup kuat untuk pelonggaran stimulus.


“Namun diakui masih ada ketidakpastian seputar rantai pasokan yang menyebabkan inflasi memanas kembali, meskipun diyakini akan bersifat sementara,” jelas Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (30/9).

Di hari Kamis juga, Sutopo meilhat dolar mundur sedikit di sesi Asia, tetapi tetap menjadi yang terkuat selama seminggu ini. Untuk reli dalam yield obligasi AS tenor 10 tahun bertahan kuat di atas 1,54%, sementara imbal hasil tenor 30 tahun bertahan di atas 2,0%.

Baca Juga: Rupiah spot melemah 0,14% ke Rp 14.313 per dolar AS di akhir perdagangan Kamis (30/9)

Dalam momen akhir bulan, Sutopo melihat pasar akan menahan taruhannya terhadap mata uang emerging market seperti rupiah, untuk saat ini hingga minggu depan. 

Meskipun indeks dolar AS terlihat kehabisan tenaga, tetapi Sutopo melihat, rupiah masih akan melemah level Rp 14.350 per dolar AS. 

Sutopo perkirakan, rupiah di awal bulan akan bergerak pada rentang Rp 14.300 per dolar AS – Rp 14.400 per dolar AS.

Akan tetapi, menurutnya adanya keributan mengenai debt ceiling atau pagu utang dapat memicu pelemahan dolar AS. 

Sedangkan dari dalam negeri, ia melihat rilisnya HIS Markit Manufacturing PMI yang diperkirakan akan menguat, menyusul program vaksinasi yang berkembang pesat.

“Selain itu juga akan dilaporkan tingkat inflasi, inflasi diperkirakan jatuh pada angka 1,7% sedikit di atas konsensus 1,69%. 

Jika semua laporan positif, rupiah bisa menguat tipis di tengah derasnya isu shutdown pemerintah AS pada 1 Oktober,” pungkas Sutopo.

Selanjutnya: Rupiah diprediksi berbalik menguat di perdagangan Jumat (1/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi