Rupiah Melemah pada Pekan Ini Akibat Sikap The Fed dan Perekonomian China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak melemah di perdagangan pekan ini. Rupiah ditutup pada level Rp 15.290 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Jumat (18/8), melemah 0.46% dalam sepekan dan terkoreksi tipis 0.05% secara harian.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mencermati nilai tukar rupiah cenderung mengalami pelemahan terhadap dolar AS di sepanjang pekan ini. Pelemahan rupiah pekan ini terutama terjadi pada perdagangan awal pekan akibat sentimen risk-off dari rilis data Inflasi AS, serta kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi China.

Pada hari Rabu dan Jumat, Rupiah cenderung bergerak sideways atau mendatar hingga mampu tutup di bawah level Rp 15.300 per dolar AS.  Rupiah melemah terbatas pada hari ini (18/8), di tengah langkah China untuk melakukan intervensi dalam rangka mendukung penguatan Chinese Yuan (CNY) terhadap dollar AS.


Pada Jumat (18/8), rupiah dibuka melemah hingga Rp 15.316 per dolar AS seiring dampak dari arah kebijakan Fed yang masih hawkish di hari Kamis lalu. Namun, intervensi China dalam Chinese Yuan telah membuat mata uang Asia cenderung menguat terhadap Dolar AS. Sentimen itu memangkas pelemahan rupiah ada awal sesi perdagangan hari ini.

Baca Juga: Hati-Hati! Ini Ancaman Pergerakan Rupiah di Tahun Depan

“Di sepanjang pekan, Rupiah cenderung mengalami pelemahan terhadap dolar AS,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (18/8).

Josua memperkirakan Rupiah berpotensi menguat terbatas di pekan depan, seiring dengan proyeksi rilis data indikator manufaktur AS yang masih tercatat terkontraksi. Rupiah diperkirakan juga cenderung bergerak sideways menjelang rilis hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 23 – 24 Agustus.

“Para investor mungkin cenderung menunggu respon BI terhadap arah kebijakan Fed yang masih hawkish,” ungkapnya.

Josua memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran US$ 15.250 per dolar AS – Rp 15.350 per dolar AS di perdagangan pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi