Rupiah melemah, perusahaan asing di Kepri tutup



JAKARTA. PT Reno King, sebuah perusahaan asing di Lobam, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) akan tutup menyusul terus melemahnya nilai tukar rupiah.

Manajer Senior Penghubung Bintan Inti Industrial Estate di Gedung Daerah Tanjungpinang, Jamin mengatakan perusahaan asal Singapura ini sejak dua bulan sudah tidak sanggup menjalankan usahanya karena biaya produksi menjadi tinggi akibat pelemahan rupiah.

"Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan contoh furniture yang diekspor ke Eropa. Perusahaan ini hanya membuat contoh furniture, bukan menjual barang-barang furniture," katanya.


Dia menjelaskan perusahaan ini sudah delapan tahun beroperasi di Lobam. Perusahaan ini hanya memiliki enam karyawan.

Penutupan perusahaan juga tidak mudah, karena pengusaha masih memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya. Meski bukan sebagai perusahaan yang besar, kata dia penutupan PT Reno King akan mendapat perhatian publik lantaran merupakan perusahaan asing.

"Ini memang perusahaan kecil, tetapi isunya bisa menjadi besar lantaran perusahaan asing," katanya.

Jamin yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Bintan menjelaskan, perusahaan itu tutup karena harus mengimpor barang-barang yang dibutuhkan dari berbagai negara. Pembelian barang-barang yang dibutuhkan untuk produksi itu dipengaruhi oleh rupiah.

Jika rupiah melemah, maka ongkos produksi akan semakin tinggi.

"Ada beberapa jenis barang yang dibutuhkan untuk produksi berasal dari luar negeri, sebagian lagi dari Indonesia. Ini jadi persoalan saat rupiah melemah," katanya.

Dia menjelaskan sampai saat ini ada 14 perusahaan asing di Lobam. Beberapa pengusaha sudah merasakan dampak negatif dari menurunnya nilai rupiah, namun mereka tetap bertahan.

"Kami berharap kondisi perekonomian di Indonesia pulih," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri