Rupiah melemah, SMDR menunda pembelian kapal



JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang melemah belakangan ini membuat perusahaan transportasi kargo dan logistik PT Samudera Indonesia Tbk mengubah rencana bisnisnya. Emiten berkode saham SMDR itu terpaksa menunda rencana penambahan armada kapal.

Bani Mulia Maulana, Managing Director Samudera Indonesia menjelaskan, pihaknya telah menunda pembelian dua unit kapal yang direncanakan akan dibeli pada semester ketiga tahun ini. "Kami menunda pembelian satu kapal kontainer dan satu kapal tanker, karena perhitungan bisnis sebagai dampak adanya pelemahan rupiah," ujar Bani kepada KONTAN, Senin (16/9).

Semula, kedua kapal tersebut akan digunakan perusahaan untuk melayani kegiatan pengangkutan domestik. Rute dalam negeri membuat penghasilan yang didapat perusahaan juga dalam bentuk rupiah. Padahal, pembelian kapal tersebut menggunakan mata uang dollar AS. Alhasil, terdapat ada potensi kerugian selisih kurs jika rencana ini diteruskan.


Sejatinya, tahun ini, perusahaan itu akan menambah 10 kapal baru. Sebagian besar peruntukannya untuk pengangkutan kontainer di pasar domestik, yaitu empat kapal hingga lima kapal. Sisanya berupa kapal tanker, kapal curah, dan kapal offshore. Perusahaan itu pun telah mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 50 juta. Namun hingga saat ini, mereka baru merealisasikan pembelian dua unit kapal.

Meski terkendala di investasi kapal, bisnis SMDR yang lain tetap bisa berekspansi. Sejauh ini, perusahaan telah melakukan perluasan pada terminal Pelabuhan Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur. "Kendala investasi hanya pada investasi armada. Selebihnya, kami masih melakukan investasi di terminal pelabuhan," ucap Bani.

Penambahan luas lahan tersebut, membuat kapasitas terminal yang sudah beroperasi sejak 1 September 2013 lalu itu bertambah dari sebesar 200.000 TEUs menjadi sebesar 270.000 TEUs. Bani bilang, nantinya perusahaan masih akan tetap berinvestasi melalui pembelian peralatan di terminal.

Adapun hingga semester pertama tahun 2013, pendapatan Samudera Indonesia turun menjadi sebesar US$ 274,70 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan itu berhasil mencatatkan pendapatannya sebesar US$ 311,50 juta. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kontributor utama penurunan pendapatan berasal dari pendapatan tambang, yaitu dari sebesar US$ 171,76 juta menjadi sebesar US$ 136,64 juta year-on-year (yoy).

Selain itu, selama semester pertama tahun ini, Samudera Indonesia pun mencatatkan kerugian mencapai US$ 2,62 juta. Padahal pada periode yang sama pada tahun sebelumnya, perusahaan itu masih mencatatkan laba bersih sebesar US$ 6,61 juta. "Jika melihat pencapaian semester pertama tahun ini yang jauh di bawah pencapaian semester pertama tahun lalu, kemungkinan secara keseluruhan pencapaian tahun ini pun di bawah pencapaian tahun lalu," ungkap Bani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tedy Gumilar