JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Senin (20/2) tercatat mengalami penurunan. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memprediksi, pada perdagangan hari SUN masih akan tertekan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika. "Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi investor asing untuk mulai antisipasi dengan melakukan penjualan SUN di pasar sekunder sehingga akan mendorong terjadinya penurunan harga SUN," kata dia.
Selain itu, penurunan harga SUN masih berpeluang terjadi di tengah spekulasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika pada pertemuan di bulan Maret 2017. Sementara dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,431% setelah sempat menyentuh level 2,457% dari level penutupan sebelumnya di kisaran 2,416% di tengah investor yang menantikan disampaikannya hasil notulensi Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,301% dan 1,235%. Kenaikan imbal hasil tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. Secara teknikal, harga SUN secara umum masih bergerak pada area konsolidasi dengan adanya sinyal perubahan tren dari naik menjadi tren turun pada SUN dengan tenor 1 - 10 tahun di mana hal tersebut akan membuka peluang terjadinya koreksi harga pada tenor-tenor tersebut. Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka Made menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder. "Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga SUN yang masih berfluktuasi," paparnya.
Adapun seri-seri yang dapat diperdagangkan di antaranya adalah seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013, FR0053 dan FR0070. Sementara, bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, dapat memanfaatkan momentum koreksi harga untuk melakukan akumulasi secara bertahap, dengan beberapa seri pilihan diantaranya adalah FR0064, FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065 dan FR0068. Sekedar informasi, pemerintah meraup dana senilai Rp 6,01 triliun dari lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 08082017 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa (21/2). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie