Rupiah Melemah Terbatas Hari Ini, Simak Proyeksi Pergerakannya untuk Selasa (19/12)



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah membuka perdagangan pekan ini dengan pelemahan terbatas. Nilai tukar rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) seiring nada hawkish suku bunga kembali digaungkan.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah melemah terbatas di perdagangan hari ini akibat pernyataan pejabat The Fed di akhir pekan lalu. Dia mengungkapkan bahwa terlalu dini untuk berekspektasi The Fed akan segera menurunkan suku bunga acuan.

“Pernyataan tersebut memberikan sinyal bahwa Fed belum akan menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat, sehingga dolar AS cenderung terapresiasi secara global,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Senin (18/12).


Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai bahwa pernyataan dari Presiden Federal Reserve New York John Williams telah mematahkan ekspektasi agresif terhadap penurunan suku bunga.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,08% ke Rp 15.516 Per Dolar AS, Senin (18/12)

Pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga pertama kemungkinan terjadi pada bulan Maret dan penurunan sebesar 141 basis poin pada bulan Desember.

Pidato Ketua Fed Jerome Powell sebelumnya ditafsirkan memberikan nada yang lebih dovish pada akhir pertemuan dua hari bank sentral AS. Powell mengatakan bahwa pengetatan kebijakan moneter kemungkinan besar akan berakhir, dan diskusi mengenai pemotongan akan diperhatikan.

Selain Williams, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa bank sentral AS dapat mulai menurunkan suku bunga sekitar kuartal ketiga tahun 2024, jika inflasi turun seperti yang diperkirakan.

Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee juga mengatakan bahwa The Fed mungkin perlu segera mengalihkan fokusnya untuk mencegah peningkatan pengangguran guna memerangi inflasi

Dari internal, Ibrahim mengamati, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan yang mengecil. Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar US$ 2,41 miliar pada November 2023.

Capaian tersebut merupakan surplus ke-43 kalinya sejak Mei 2020. Namun, nilai surplus perdagangan Indonesia turun jika dibandingkan US$ 3,48 miliar pada Oktober 2023. Bahkan surplus ini jauh menurun, jika dibandingkan dengan dari US$ 5,10 miliar pada bulan yang sama tahun 2022.

Ditambah lagi, capaian surplus pada November ini berada di bawah perkiraan pasar. Pasar memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia di bulan November sekitar US$ 3 miliar.

Baca Juga: Kurs Rupiah Spot Melemah 0,12% ke Rp 15.510 Per Dolar AS, Senin (18/12)

“Surplus kali ini lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Hal ini seiring dengan penurunan ekspor yang terjadi, imbas penurunan harga komoditas internasional,” ungkap Ibrahim dalam riset harian, Senin (18/12).

Adapun dalam perdagangan hari ini, rupiah spot melemah 0.12% ke Rp 15.510 per dolar AS dibandingkan posisi akhir pekan lalu Rp 15.493 per dolar AS. Sejalan dengan koreksi rupiah spot, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah 0.08% ke Rp 15.516 per dolar AS dari posisi akhir pekan lalu Rp 15.503 per dolar AS.

Ibrahim memperkirakan, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 15.480 per dolar AS - Rp 15.550 per dolar AS di perdagangan besok Selasa (19/12). Sedangkan, Josua memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp 15.450 per dolar AS – Rp 15.550 per dolar AS.

“Rupiah berpotensi bergerak sideways sepanjang hari, seiring dengan minimnya katalis sentimen dari sisi AS ataupun Tiongkok,” imbuh Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi