Rupiah melemah tipis 0,01% sepekan ini



JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih tertekan sepekan ini di tengah optimisme laju pertumbuhan ekonomi domestik. Sentimen eksternal terus membayangi khusus datang dari peluang kenaikan suku bunga The Fed pada Juni mendatang dan rilis data tenaga kerja AS.

Di pasar spot, Jumat (5/5) valuasi rupiah terkikis 0,02% ke level Rp 13.330 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir pun nilai rupiah tergelincir 0,01%.

Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah tergerus 0,06% di level Rp 13.339 per dollar AS dengan catatan pelemahan sebesar 0,09% dalam sepekan terakhir.


Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menjelaskan pelemahan rupiah sangat terbatas sepanjang pekan ini sebab sebenarnya pengaruh pergerakan lebih besar terasa pasca rilis hasil FOMC.

Pernyataan The Fed yang menjaga peluang kenaikan suku bunga sebanyak dua kali hingga akhir 2017 menjadi kekuatan bagi dollar AS.

“Ditambah lagi dugaan data tenaga kerja AS masih tumbuh sehingga beban eksternal terus menyeret rupiah,” papar Reny.

Karena di saat yang bersamaan, data dalam negeri tidak banyak membantu rupiah. Terbaru data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal satu 2017 hanya di level 5,01% atau di bawah perkiraan pasar dan Bank Indonesia yang bisa mencapai 5,1%.

Tentunya itu membuat rupiah tidak punya dorongan untuk bergerak mengungguli USD. Hal ini yang lantas mengarahkan Reny pada dugaan sepanjang pekan depan rupiah punya kans untuk melemah lagi.

“Kalau nantinya pemilu Prancis memenangkan Marine Le Pen dan data tenaga kerja bagus, maka dollar AS akan semakin melambung dan itu bisa menekan rupiah,” tebak Reny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto