KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah tipis di perdagangan Selasa (27/2). Nilai tukar rupiah selanjutnya akan dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti data ekonomi Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, Selasa (27/2), rupiah spot ditutup melemah 0,10% ke level Rp 15.646 per dolar AS. Sementara, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,12% ke level Rp 15.655 per dolar AS. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengamati, rupiah cenderung melemah terhadap dolar Amerika, sejak pembukaan perdagangan hari ini di level 15.641 di tengah tren penguatan yen Jepang. Indeks dolar AS cenderung melemah pasca rilis data inflasi Jepang pada Januari 2024 yang tercatat lebih tinggi dari perkiraan.
Sejalan dengan pergerakan rupiah yang terbatas, pasar SUN juga cenderung bergerak melemah terbatas dengan yield SUN 10 tahun naik 1 bps ke level 6,59%, meskipun IHSG pada hari ini ditutup menguat tipis 0,02% ke level 7.285.
Baca Juga: Tak Bertenaga, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.646 Per Dolar AS Hari Ini (27/2) “Pergerakan rupiah cenderung terbatas, meskipun menyentuh di level terendahnya pada hari ini di level 15.663 per dolar. Namun jelang penutupan sesi perdagangan, rupiah dapat memangkas pelemahannya di awal sesi dan ditutup melemah tipis,” ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (27/2). Analyst PT Finex Bisnis Solusi Future Brahmantya Himawan mencermati, rupiah cenderung melemah terhadap dolar, meskipun inflasi Amerika sudah mulai turun namun masih belum mencapai targetnya untuk dilakukan pemangkasan suku bunga. Para pejabat pembuat keputusan The Fed juga mengisyaratkan pemangkasan suku bunga belum akan terjadi dalam waktu dekat. Sehingga membuat mata uang lain termasuk rupiah tertekan terhadap dolar AS. Meskipun data penjualan rumah Amerika tidak sesuai perkiraan dan memberi sentimen negatif terhadap dolar AS dalam jangka waktu yang pendek. “Rupiah melemah tentu saja karena tertekan suku bunga acuan Amerika yang menjadi faktor eksternal utama,” imbuh Bram kepada Kontan.co.id, Selasa (27/2). Bram melihat, rupiah kemungkinan menguat seiring potensi pelemahan jangka pendek dolar AS karena tertekan data penjualan rumah Amerika. Ini penting karena setiap orang yang membeli rumah pastinya akan menggairahkan sektor lain, seperti elektronik, furnitur, barang -barang seni dan lain-lain. Akan tetapi, dalam jangka menengah, pasar akan tetap menunggu keputusan suku bunga. Sebab, isyarat yang tertuang mengindikasikan waktu pemangkasan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah Pada Hari Ini (27/2) Josua mengatakan, investor akan mencermati rilis beberapa data ekonomi Amerika Serikat malam ini seperti
durable goods order bulan Januari 2024 yang diperkirakan melambat. Selain itu, data
consumer confidence bulan Februari 2024 yang diperkirakan meningkat, serta
house price bulan Desember 2023 yang diperkirakan stabil. Josua memperkirakan rupiah akan berada di rentang Rp 15.600 – Rp 15.700 pada perdagangan Rabu (28/2). Sedangkan, Bram memperkirakan rupiah akan berada dalam rentang Rp 15.550 – Rp 15.700 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi