Rupiah menanti BI, BOJ dan The Fed



JAKARTA. Rupiah bergerak dalam rentang terbatas di saat pelaku pasar menanti kebijakan ekonomi Bank Indonesia (BI) maupun The Fed.

Di pasar spot, Selasa (20/9) nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS menguat tipis 0,05% ke level Rp 13.045 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,17% ke level Rp 13.142.

David Sumual, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk memaparkan, rupiah cenderung stabil lantaran pelaku pasar menanti dua peristiwa penting yakni hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu sore (21/9) serta keputusan rapat The Fed, Kamis dini hari (22/9).


Hingga saat ini, investor masih yakin The Fed belum akan menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan ini. Tetapi sebaliknya, BI justru memiliki peluang untuk memangkas suku bunga. Apalagi, pertumbuhan kredit perbankan masih lesu.

Kredit perbankan secara umum hanya tumbuh 6% atau sekitar Rp 4.148 triliun per Agustus 2016 dibandingkan posisi Rp 3.914 triliun per Agustus 2015. Pemangkasan BI rate dalam jangka pendek berpotensi menekan rupiah meski akan berdampak positif di jangka panjang.

Meski demikian, rupiah dapat berharap pada sentimen eksternal lain yakni dari pengumuman moneter Bank Sentral Jepang (BOJ) di hari Rabu.

"BOJ kemungkinan akan menambah stimulus mengingat ekonomi Jepang masih lemah. Hal tersebut dapat mendorong investor beralih ke aset beresiko termasuk rupiah," kata David. Prediksi David, rupiah memiliki peluang untuk menguat pada Rabu (21/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto