Rupiah menanti BI rate



JAKARTA. Kinerja rupiah selama sepekan terakhir cenderung membaik. Di pasar spot, Jumat (6/2), nilai tukar rupiah menguat 0,27% dari hari sebelumnya ke level Rp 12.161 per dollar Amerika Serikat (AS). Sedangkan dalam sepekan, nilai tukar rupiah menguat 0,42% terhadap dollar AS.

Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, pairing USD/IDR naik 0,1% dari hari sebelumnya ke 12.176, kemarin. Selama sepekan, rupiah telah menguat 0,41% dari pekan sebelumnya yakni 12.226.

Analis Soegee Futures, Nizar Hilmy mengatakan, banyak sentimen positif yang membuat energi rupiah bertambah sepekan ini. Faktor utama penguatan rupiah dari data ekonomi Indonesia yang dirilis pekan ini. "Neraca perdagangan kembali surplus, juga pertumbuhan ekonomi yang di atas ekspektasi menjadi alasan utama terjadinya penguatan rupiah," kata Nizar (7/2).


Data ekonomi itu menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia tidak seburuk yang diperkirakan pasar. Pergerakan rupiah juga dipengaruhi data eksternal. "Rupiah akan kembali menguat apabila data nonfarm payrolls AS jelek," imbuh Nizar.

Reny Eka Putri, analis pasar uang Bank Mandiri bilang, cadangan devisa Indonesia yang menyentuh US$ 100,7  di januari 2014 miliar, naik 1,7% dibanding posisi akhir Desember 2013 akan menjadi obat kuat bagi rupiah. Tapi, di pekan depan, ada sedikit kekhawatiran pasar karena akan ada rapat Bank Indonesia untuk menetapkan suku bunga acuan alias BI rate. "Masih wait and see untuk BI rate, dan juga beberapa data yang akan dirilis oleh AS," tandasnya.

Reny memprediksi, rupiah masih akan menguat menjelang keputusan BI rate. Sepekan ke depan, dia menduga, rupiah menguat di kisaran 12.070-12.200. Sedangkan prediksi Nizar, rupiah akan bergulir di 12.100-12.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat