JAKARTA. Euforia kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) dan pengurangan subsidi harga bahan bakar minyak, tak mampu menopang rupiah lebih lama. Kemarin (26/11), rupiah cenderung loyo. Pasangan USD/IDR naik 0,12% dari hari sebelumnya, menjadi 12.177. Kurs tengah BI mencatat, rupiah melemah tipis 0,04% ke level Rp 12.160. Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah sideways sambil menunggu pengumuman data ekonomi domestik awal Desember. Selain itu, efek kenaikan harga BBM dan suku bunga terhadap fiskal Indonesia pun baru akan terlihat dua bulan ke depan. "Kian kuatnya potensi Bank Sentral AS menaikkan suku bunga juga semakin melemahkan rupiah," kata Ariston. Head of Research Divisi Treasury Bank BNI , Nurul Eti Nurbaeti bilang, rupiah tertekan karena kebutuhan dollar AS di akhir bulan biasanya meningkat. Maklum, perusahaan harus membayar kewajiban dalam dollar AS.
Rupiah menanti data ekonomi domestik
JAKARTA. Euforia kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) dan pengurangan subsidi harga bahan bakar minyak, tak mampu menopang rupiah lebih lama. Kemarin (26/11), rupiah cenderung loyo. Pasangan USD/IDR naik 0,12% dari hari sebelumnya, menjadi 12.177. Kurs tengah BI mencatat, rupiah melemah tipis 0,04% ke level Rp 12.160. Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah sideways sambil menunggu pengumuman data ekonomi domestik awal Desember. Selain itu, efek kenaikan harga BBM dan suku bunga terhadap fiskal Indonesia pun baru akan terlihat dua bulan ke depan. "Kian kuatnya potensi Bank Sentral AS menaikkan suku bunga juga semakin melemahkan rupiah," kata Ariston. Head of Research Divisi Treasury Bank BNI , Nurul Eti Nurbaeti bilang, rupiah tertekan karena kebutuhan dollar AS di akhir bulan biasanya meningkat. Maklum, perusahaan harus membayar kewajiban dalam dollar AS.