JAKARTA. Rupiah terapresiasi pagi ini. Mata uang Garuda menguat 0,5% ke level Rp 9.095 per dollar AS pada pukul 0.9.00 di Jakarta. Penguatan kali ini merupakan yang terbesar dalam sebulan terakhir. Nilai tukar rupiah sempat jatuh ke posisi Rp 9.240 per dollar AS pada 29 November. Ini level terlemah sejak Juni 2010.Otot rupiah tersokong oleh sentimen Cina yang memangkas persyaratan giro wajib minimum (GWM) perbankan. Dengan adanya peraturan tersebut, maka dana yang bertambah ke sistem finansial mencapai 350 miliar yuan atau US$ 55 miliar. Hal ini bisa berdampak pada peningkatan jumlah ekspor Indonesia ke negara tersebut. Rupiah kian perkasa seiring lonjakan di pasar saham regional. Indeks MSCI Asia Pacific reli setelah enam bank sentral yang dipimpin oleh Federal Reserve melakukan koordinasi bersama dalam meringankan beban perbankan dengan menurunkan biaya pinjaman mata uang dollar AS."Keputusan bank sentral dan Cina mendongkrak sentimen di pasar keuangan global. Semua mata uang Asia mengikuti tren. Sementara, Bank Indonesia tampaknya merasa nyaman dengan posisi rupiah saat ini," kata Tetsuo Yoshikoshi, ekonom senior dari Sumitomo Mitsui Banking Corp., di Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupiah menguat 0,5% setelah China pangkas GWM
JAKARTA. Rupiah terapresiasi pagi ini. Mata uang Garuda menguat 0,5% ke level Rp 9.095 per dollar AS pada pukul 0.9.00 di Jakarta. Penguatan kali ini merupakan yang terbesar dalam sebulan terakhir. Nilai tukar rupiah sempat jatuh ke posisi Rp 9.240 per dollar AS pada 29 November. Ini level terlemah sejak Juni 2010.Otot rupiah tersokong oleh sentimen Cina yang memangkas persyaratan giro wajib minimum (GWM) perbankan. Dengan adanya peraturan tersebut, maka dana yang bertambah ke sistem finansial mencapai 350 miliar yuan atau US$ 55 miliar. Hal ini bisa berdampak pada peningkatan jumlah ekspor Indonesia ke negara tersebut. Rupiah kian perkasa seiring lonjakan di pasar saham regional. Indeks MSCI Asia Pacific reli setelah enam bank sentral yang dipimpin oleh Federal Reserve melakukan koordinasi bersama dalam meringankan beban perbankan dengan menurunkan biaya pinjaman mata uang dollar AS."Keputusan bank sentral dan Cina mendongkrak sentimen di pasar keuangan global. Semua mata uang Asia mengikuti tren. Sementara, Bank Indonesia tampaknya merasa nyaman dengan posisi rupiah saat ini," kata Tetsuo Yoshikoshi, ekonom senior dari Sumitomo Mitsui Banking Corp., di Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News