KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak menguat sepekan ini. Rupiah spot naik 0,54% sepekan ke Rp 15.481 per dolar Amerika Serikat (AS) dan kurs rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,73% ke Rp 15.466 per dolar AS. Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menilai penguatan rupiah pekan ini lebih banyak disebabkan oleh faktor internal. Salah satunya, calon menteri Prabowo, terutama Sri Mulyani. Selain itu, data perdagangan Indonesia yang kembali surplus dan lebih besar dari perkiraan, walau ekspor dan impor di bawah harapan.
Baca Juga: Rupiah Menguat Tajam Sepekan, Masih Ada Pemberat yang Membayangi "Lalu pernyataan BI yang akan memprioritaskan stabilitas rupiah dengan mempertahankan suku bunga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (18/10). Secara harian, Jumat (18/10) rupiah juga bergerak menguat didorong data ekonomi China, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), produksi industri, penjualan ritel dan tingkat pengangguran. "Semuanya lebih kuat dari perkiraan," sambungnya. Tonton: Rupiah Masih Berpeluang Menguat, Simak Proyeksinya hingga Akhir Tahun Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang menambahkan, penguatan rupiah juga akibat penurunan suku bunga di Eropa dan tone dovish dari Presiden European Central Bank (ECB), Christine Lagarde. Pekan depan, Hosianna menilai rupiah masih berpotensi melanjutkan apresiasinya. Untuk Senin (21/10) dia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.385 - 15.530 per dolar AS. Baca Juga: Rupiah Terapresiasi Pekan Ini, Berlanjut Pada Pekan Depan?