KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,42% ke level Rp 15.590 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (8/3). Dalam sepekan, rupiah menguat 0,60% dari penutupan pekan lalu di Rp 15.704 per dolar AS. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan rupiah sejalan dengan keperkasaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Adapun IHSG ditutup naik 0,11% menjadi 7.381,91 di akhir pekan. Sokongan datang setelah Ketua The Fed Chair Jerome Powell memberikan isyarat penurunan suku bunga di tahun ini.
"Sehingga hal ini meningkatkan sentimen risk-on. Selain itu, investor juga menyambut baik kinerja positif di sektor perbankan yang akan memberikan dividen lebih dari 50% untuk tahun fiskal 2023," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (8/3). Baca Juga: Makin Berotot, Rupiah Spot Menguat 0,42% ke Rp 15.590 Per Dolar AS Pada Jumat (8/3) Dia menambahkan, investor juga sedang menantikan laporan pasar tenaga kerja AS untuk bulan Februari 2024, termasuk Non Farm Payrolls dan tingkat pengangguran yang dirilis malam ini. Hal tersebut dapat menjadi insight lebih lanjut terkait kondisi terkini dari pasar tenaga kerja AS. Selain itu, Josua bilang, pekan depan investor akan mengawasi data-data terkait kondisi inflasi AS untuk Februari 2024, guna memastikan lagi kemungkinan The Fed memotong suku bunga acuan yang diproyeksi terjadi pertama kali pada Juni 2024. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menambahkan, sentimen yang membuat rupiah perkasa juga datang dari European Central Bank (ECB) yang juga berpotensi memangkas suku bunga pada bulan Juni 2024. Faktor lain datang dari imbal hasil US Treasury tenor dua tahun yang turun ke level terendah 1 bulan di level 4,499% pada hari Jumat. Ini terjadi karena para pedagang menambah spekulasi penurunan suku bunga Fed dalam waktu dekat. Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,35% ke Rp 15.603 Per Dolar AS Pada Jumat (8/3)