Rupiah Menguat 0,73% dalam Sepekan, Simak Proyeksinya untuk Pekan Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,42% ke level Rp 15.590 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (8/3). Dalam sepekan, rupiah juga menguat sebesar 0,73% dari penutupan pekan lalu di Rp 15.704 per dolar AS. 

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, sentimen yang mendukung penguatan rupiah dalam sepekan ini adalah serangkaian data ekonomi AS yang mengecewakan. Salah satunya seperti data ekonomi Indeks Manajer Pembelian (PMI) ISM AS yang melemah pada pekan lalu, dan inflasi PCE Amerika Serikat yang sudah mulai termoderasi.

"Dengan begitu, investor akan menantikan data inflasi AS, di tengah sentimen negatif dolar AS. Sementara rupiah berpeluang melanjutkan penguatan," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (8/3).


Sedangkan sentimen dalam negeri, Lukman bilang, cadangan devisa Indonesia turun tipis pada Februari 2024, sehingga hal ini sedikit menahan penguatan rupiah. Kini para investor menantikan data indeks kepercayaan konsumen, penjualan ritel dan data perdagangan Indonesia.

Baca Juga: Makin Berotot, Rupiah Spot Menguat 0,42% ke Rp 15.590 Per Dolar AS Pada Jumat (8/3)

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menuturkan, rupiah telah menguat 0,73% selama perdagangan sepekan, di tengah melemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS). 

Kondisi ini menguatkan spekulasi pasar bahwa Fed akan segera melakukan pemangkasan suku bunga di tahun ini seperti yang dinyatakan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam testimoninya pada pertemuan semi tahunan di Washington DC.

"Rupiah diuntungkan pelemahan dolar AS dan ini terasa imbasnya di kawasan Asia, beberapa mata uang utama pun menguat dan harga komoditas juga naik," kata Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (8/3).

Lebih lanjut, Nanang mengatakan bahwa pergerakan rupiah pada pekan depan, akan terimbas dari hasil data NFP Amerika yang akan dirilis pada malam ini.

"Bila tidak lebih baik dari perkiraan, maka dolar makin tenggelam dan rupiah di awal pekan akan terkena dampak positif dengan berpotensi menguat. Pasar pun akan kembali disuguhkan angka inflasi AS di hari Selasa," imbuhnya.

Dia memprediksi, angka inflasi Amerika Serikat akan berada di bawah 3,0%. Bila ini sesuai perkiraan, maka makin menguatkan pasar bahwa Fed akan melakukan pelonggaran pada bulan Juni 2024 mendatang.

Baca Juga: Siap-siap, Tarif PPN akan Naik Jadi 12% dan Dipastikan Berlaku di Tahun 2025

Selain itu, Nanang bilang, permintaan rupiah cukup meningkat di awal bulan Ramadan tahun ini. Dengan begitu, akan memberi dampak positif bagi rupiah.

Nanang memproyeksi, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 15.480 - Rp 15.650 per dolar AS pada perdagangan pekan depan.

Sedangkan, Lukman memprediksi, rupiah pada pekan depan berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.400 - Rp 15.700 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi