KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah spot ditutup melemah tipis 0,08% pada Jumat (1/9) ke level Rp 15.242 per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan, rupiah spot menguat 0,35%. Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengatakan, pelemahan rupiah pada Jumat (1/9) lantaran data inflasi Indonesia bulan Agustus yang kebih rendah dari perkiraan. Hal tersebut menaikkan ekspektasi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga lebih awal. Sementara untuk sepekan, rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS. Hal ini didorong pelemahan serangkaian data ekonomi AS, khususnya tenaga kerja.
"Namun penguatan masih terbatas, tertekan oleh data ekonomi China yang juga lebih lemah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/9). Baca Juga: Rupiah Menguat Sepekan Akibat Pelemahan Serangkaian Data Ekonomi AS Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana sepakat bahwa penguatan rupiah pekan ini didorong sentimen global lantaran USD indeks mengalami penurunan. Penurunan sejumlah data ekonomi AS mendorong kekhawatiran bahwa akan ada resesi di AS. "Di sisi lain, ada hal positif bahwa kenaikan lanjutan Fed rate akan tertahan sehingga daya tawar dari negara-negara emerging, khususnya yang selama ini tertekan karena adanya interest rate diferensial yang mengecil jadi lebih positif," jelasnya. Sementara dari domestik, pekan ini terdapat data money supply dan inflasi. Dari kedua data tersebut, ia melihat terbukanya ruang untuk penurunan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). "Hanya saja, BI agak menahan diri sampai rupiah stabil," lanjutnya. Untuk pekan depan, sentimen Fed rate masih akan berlanjut. Menurutnya, pasar masih berekspektasi Fed rate berada di level yang sama. Dengan begitu, ia memproyeksikan dolar index masih relatif tertekan. Namun, ia mengingatkan terkait US Treasury yang berpotensi mengalami kenaikan di Agustus dan September ini. Fikri menilai, jika US Treasury naik dan jumlah penerbitan lebih banyak maka pasar akan memilih aset yang lebih likuid, yakni dolar AS sehingga bisa mendorong penguatannya. Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,08% ke Rp 15.242 Per Dolar AS Pada Jumat (1/9)