KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah akhir pekan lalu (2/11) berhasil menguat. Josua Pardede Ekonom Bank Permata mengatakan rupiah berpotensi lanjutkan penguatan bila sentimen global turut mendukung. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (2/11) rupiah tercatat menguat 1,14% ke Rp 14.955 per dollar AS. Josua mengatakan penguatan rupiah terjadi karena perkembangan geopolitik membaik dan membuat rally di pasar obliagsi dan saham dalam negeri. Selain itu lahirnya pasar NDF (Non-Delivery Forward) di dalam negeri atau Domestik Non-Delivery Forward (DNDF), yang dalam dua hari terakhir mulai aktif ditransaksikan oleh 10 bank juga menyokong rupiah untuk menguat. Tercatat, hari perdana volume transaksi DNDF mencapai USD 60 juta, hari kedua mencapai USD 90 juta. Padahal, di akhir pekan data non farm employment change AS dirilis positif dengan hasil 250.000 lebih tinggi dari angka bulan sebelumnya di 118.000 dan konsensus 194.000. "Kombinasi dari domestik DNDF dan sentimen data AS yang naik tetapi tidak signifikan menguatkan dollar yang akibat membaikanya geopolitik membuat rupiah menguat di bawah Rp 15.000," kata Josua, Minggu (4/11).
Rupiah menguat di bawah Rp 15.000 berikut faktor-faktor yang mempengaruhi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah akhir pekan lalu (2/11) berhasil menguat. Josua Pardede Ekonom Bank Permata mengatakan rupiah berpotensi lanjutkan penguatan bila sentimen global turut mendukung. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (2/11) rupiah tercatat menguat 1,14% ke Rp 14.955 per dollar AS. Josua mengatakan penguatan rupiah terjadi karena perkembangan geopolitik membaik dan membuat rally di pasar obliagsi dan saham dalam negeri. Selain itu lahirnya pasar NDF (Non-Delivery Forward) di dalam negeri atau Domestik Non-Delivery Forward (DNDF), yang dalam dua hari terakhir mulai aktif ditransaksikan oleh 10 bank juga menyokong rupiah untuk menguat. Tercatat, hari perdana volume transaksi DNDF mencapai USD 60 juta, hari kedua mencapai USD 90 juta. Padahal, di akhir pekan data non farm employment change AS dirilis positif dengan hasil 250.000 lebih tinggi dari angka bulan sebelumnya di 118.000 dan konsensus 194.000. "Kombinasi dari domestik DNDF dan sentimen data AS yang naik tetapi tidak signifikan menguatkan dollar yang akibat membaikanya geopolitik membuat rupiah menguat di bawah Rp 15.000," kata Josua, Minggu (4/11).