Rupiah menguat di tengah kenaikan suku bunga AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak mengungguli dollar AS pada perdagangan Kamis (22/3) pagi. Mata uang Garuda menguat meski The Federal Reserves memutuskan menaikkan suku bunga acuan.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah menguat 20 poin atau setara 0,15% ke level Rp 13.741 per dollar AS pukul 09.26 WIB.

Sejak awal pekan, rupiah bergerak volatil lantaran mengantisipasi hasil pertemuan pejabat The Fed yang membahas suku bunga. Namun, di sisi lain, otot dollar AS juga mengendur, karena ada kekhawatiran terkait potensi perang dagang.


Hari ini, indeks dollar spot bahkan diperdagangkan turun ke level 89,51 dari posisi kemarin di 89,78.

Mata uang Paman Sam melemah, meski bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu waktu setempat. Dugaan pasar akan adanya kenaikan bunga yang agresif kini sirna, setelah pejabat The Fed menyatakan tahun ini hanya akan terjadi tiga kali kenaikan suku bunga.

Penguatan rupiah seirama dengan mayoritas mata uang kawasan Asia. Won Korea, ringgit Malaysia, yen Jepang, dollar Taiwan, hingga dollar Singapura berhasil mengungguli greenback. Hanya, dollar Filipina, rupee India, dan baht Thailand yang melemah terhadap mata uang Paman Sam.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail memprediksi, penguatan rupiah bisa berlanjut hingga penutupan hari ini. Penyebabnya, dollar AS diperkirakan akan melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia, lantaran The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada tahun ini.

Rupiah juga menguat seiring terbatasnya kenaikan yield US Treasury pasca-kenaikan tingkat suku bunga AS. Hal ini menunjukkan bahwa investor melihat peluang kenaikan tingkat suku bunga hanya sebesar tiga kali di tahun ini sudah cukup besar.

"Kemungkinan masuknya kembali investor asing ke pasar obligasi cukup besar dan bisa mendorong penguatan rupiah," kata Ahmad dalam riset, hari ini.

Ahmad memproyeksikan rupiah hari ini bergerak di rentang Rp 13.700 per dollar AS hingga Rp 13.750 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini