Rupiah Menguat Disokong Data Neraca Perdagangan, Simak Proyeksi Besok Selasa (17/12)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang garuda berhasil ditutup menguat tipis berkat sokongan data ekonomi dalam negeri. 

Berdasarkan Bloomberg, Senin (16/12) rupiah ditutup dalam level Rp 16.002 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat tipis 0,04% dari akhir pekan lalu. Sementara rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah sebesar 0,20% di level Rp 16.019 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan kekhawatiran terhadap arah pemulihan ekonomi Tiongkok terus berlanjut membuat sebagian besar mata uang Asia, termasuk rupiah melemah. 


"Namun demikian, pelemahan rupiah tertahan pada sesi kedua setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia bulan November 2024," kata Josua kepada KONTAN, Senin (16/12).

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,20% ke Rp 16.019 Per Dolar AS pada Senin (16/12)

Ia menjelaskan bahwa surplus neraca dagang Indonesia meningkat dari sebelumnya USD 2,48 miliar menjadi USD 4,42 miliar. Peningkatan tersebut kemudian mendorong pengangkatan keyakinan atas fundamental ekonomi Indonesia. 

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menimpali, data surplus perdagangan Indonesia tersebut menujukkan pertumbuhan ekspor yang lebih besar dari perkiraan. 

Tetapi di sisi lain, data ekonomi China yakni penjualan ritel menunjukkan hasil yang lebih lemah.

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat Tipis 0,04% ke Rp 16.002 Per Dolar AS pada Senin (16/12)

"Hal tersebutlah yang menahan penguatan rupiah yang lebih besar," kata Lukman kepada KONTAN, Senin (16/12).

Untuk besok, Selasa (17/12) Lukman memprediksi mata uang Garuda masih belum bisa lepas dari tekanan dolar AS yang kuat sebab menurunnya prospek pemangkasan suku bunga The Fed tahun depan dari 100 bps menjadi 75 bps. Oleh sebab itu, ia memperkirakan rupiah bekisar Rp 15.950 sampai Rp 16.050 per dolar AS.

Sementara menurut Josua rupiah berpotensi mengalami penguatan, sejalan dengan rilis data awal dari PMI AS yang diperkirakan mengalami penurunan. Josua pun memperkirakan rupiah rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang Rp 15.950 sampai Rp 16.050 per dolar AS.

Selanjutnya: Kenaikan UMP dan PPN di 2025 Berpotensi Tekan Penjualan Lahan Industri

Menarik Dibaca: IHSG Belum Bertenaga, Ini Ulasan Kinerja IHSG di Sepanjang Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih