Rupiah menguat, emas tertahan



JAKARTA. Pelemahan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah mengerek harga emas batangan. Proyeksi analis, harga emas batangan produksi Logam Mulia, Aneka Tambang (Antam), tetap menanjak.

Harga emas batangan Antam, Kamis (25/10), Rp 576.200 per gram, tak berubah dari harga per Rabu. Namun harga kemarin terkoreksi 0,69% dari harga per Selasa (23/10).

Penyebab harga emas batangan tak berubah selama dua hari terakhir, bisa jadi karena penguatan rupiah. Di pasar internasional, harga emas, kemarin pukul 16.00 WIB, cenderung menguat. Memang, di periode yang sama, USD/IDR, di pasar spot turun 0,12% menjadi 9.617.


Managing Partner Investa Sarana Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, mengungkapkan, harga emas batangan di Antam sulit turun karena mengacu ke harga emas di pasar spot. Koreksi sesaat terjadi karena harga pasar spot sempat melandai.

Kiswoyo yakin, harga emas Antam berpotensi naik hingga akhir tahun. Emas batangan Antam, seharga Rp 540.000 per gram di awal tahun, bisa menjadi Rp 600.000 di akhir tahun. "Harga emas Antam bisa naik 20% setahun. Dan tren hingga akhir tahun masih menguat," ujar dia, kemarin.

Dia memaparkan, tren harga emas batangan Antam dalam lima tahun terakhir, selalu menguat di pergantian tahun. Dan, harga baru mengalami koreksi di awal tahun.

Akhir tahun positif

Penguatan harga emas di akhir tahun, menurut Kiswoyo, disebabkan permintaan dollar AS yang meningkat. Biasanya, perusahaan membutuhkan dollar AS dalam jumlah besar untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Selain itu, investor juga melakukan aksi profit taking ikut mendorong laju emas.

Di awal tahun, banyak dollar AS yang masuk seiring kehadiran hot money di pasar finansial. Kondisi ini membuat emas kembali tertekan. Head of Corporate Secretary PT Aneka Tambang Tbk Tedy Badrujaman, menilai, komoditas emas tetap menjadi investasi safe haven. Jadi, kecenderungan harga emas selalu mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Kenaikan harga emas terpengaruh kondisi ekonomi global. Di masa depan, harga emas dunia masih berpotensi naik dan membentuk rekor harga tertinggi baru.

Suluh Adil Wicaksono, Analis Askap Futures, menuturkan, belum ada sentimen dari pasar global yang bisa mengubah tren emas saat ini. Sementara faktor domestik yang mempengaruhi emas antara lain pasokan dan permintaan emas Antam.

Saat ini, permintaan emas Antam masih cukup tinggi, sehingga Antam tidak menurunkan harga. Jika melihat tren selama kuartal IV, permintaan emas memang naik. Ini alasan Antam tidak meningkatkan harga buyback.

Pada akhir tahun, Suluh memperkirakan harga emas Antam masih akan menguat menjadi Rp 590.000 per gram. Harga itu muncul dengan asumsi harga emas di pasar spot ditutup US$ 1.785 per ons troi. Sementara, USD/IDR berkisar 9.500 - 9.550.

Namun, Suluh belum memiliki gambaran tentang harga emas batangan Antam pada awal tahun. Ia beralasan, masih sulit menebak harga penutupan emas di pasar spot dan nilai tukar rupiah di akhir tahun. Jika USD/IDR mencapai 9.700, maka harga emas Antam bisa tembus mencapai Rp 600.000 per gram.

Kiswoyo memprediksi, harga emas batangan Antam sampai akhir tahun akan berkisar Rp 600.000-Rp 650.000 per gram. Proyeksi itu didasarkan atas asumsi USD/IDR stabil di levelnya terkini.

Namun, harga emas akan kembali terkoreksi pada Febuari, Maret dan April. Di tiga bulan itu, Kiswoyo menduga, harga emas turun menjadi Rp 580.000, atau bahkan Rp 550.000 per gram. Memasuki bulan Juni-Juli, harga emas baru kembali naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana