Rupiah menguat, harga SUN acuan terangkat



JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia berangsur membaik. Harga seri acuan (benchmark) surat utang negara (SUN) pun merangkak naik. Data ekonomi makro Indonesia yang membaik menjadi katalis positif kenaikan harga SUN.

Bahkan, kemarin, harga dua seri SUN dari empat seri SUN acuan mencapai harga tertinggi sejak awal tahun ini. Dua seri SUN acuan yang harganya menggapai rekor tertinggi tahun ini tersebut adalah SUN seri FR0070 bertenor 10 tahun, serta SUN seri FR0071 yang bertenor 15 tahun (lihat tabel). Harga FR0070 secara year to date (ytd) meningkat 1,15% ke 100,44, kemarin. Sedangkan, seri FR0071 naik 0,77% ke 101,36.

Sedangkan, harga SUN seri acuan lain terkoreksi, kemarin. Ambil contoh, harga SUN seri FR0068 sebesar 94,74 atau turun tipis 0,003% dari posisi hari sebelumnya. Tapi, jika dibandingkan harga awal Februari 2014, SUN bertenor 20 tahun ini, telah naik 5,5%.


Assistant Vice President Head of Debt Research PT Danareksa Sekuritas, Yudistira Slamet, menyatakan, harga SUN naik lantaran rupiah cenderung menguat. Keputusan Singapura yang akan meniadakan acuan kurs rupiah di pasar non deliverable forward (NDF) membuat arah pergerakan rupiah menjadi lebih terkontrol.

Analis Obligasi Sucorinvest Central Gani, Ariawan mengatakan, penguatan rupiah juga akan menjadi daya tarik bagi asing karena selain mendapat capital gain juga mendapat keuntungan selisih kurs.

Yudistira memprediksikan,  harga SUN seri acuan akan stabil cenderung naik. Ini karena pemerintah akan melelang surat utang negara syariah alias sukuk. "Lelang SUN konvensional baru pada awal Maret. Nah mendekati waktu itu, harga SUN seri acuan akan kembali dimainkan pasar supaya murah saat diadakan lelang," tambah dia.

Menurut Ariawan, sejatinya SUN acuan layak koleksi dalam jangka panjang. Sebab, rupiah masih akan menguat sampai akhir tahun ini. "Tapi, kalau investor ingin jangka pendek juga bisa, karena pasar obligasi identik dengan keluar masuknya investor," ujar dia. Jadi, ketika harga naik atau turun bisa tetap mengambil peluang.

Bagi investor jangka panjang tidak perlu khawatir jika ada aksi profit taking dalam waktu dekat ini. Dia yakin, harga SUN akan kembali naik. Maklum, makro ekonomi Indonesia masih cukup bagus. Data inflasi Februari ini juga diprediksi tidak akan setinggi Januari lalu.

Ini tentu akan menjadi daya tarik bagi asing untuk kembali masuk ke pasar obligasi domestik. Apalagi saat ini suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate masih cenderung stagnan di level 7,5%.

Tapi, Yudistira mengingatkan, harga SUN seri acuan sudah naik cukup tinggi. Dus, ia menyarankan, investor menahan diri. Namun, dia yakin, harga masih naik dan cenderung stabil hingga Februari. "Valuasi kami, investor bisa melepas FR0070 jika yield  sudah di level 8,29%," ujar dia.

Kamis (20/2), yield FR0070 di 8,31%. Sedangkan untuk FR0071, investor bisa melepas jika yield di 8,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana