JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membawa berkah bagi PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JPST).
Situasi ini mengakibatkan emiten properti ini mengantongi laba kurs hingga Rp 40 miliar. Ujungnya, laba bersih JPST melesat 98% ketimbang setahun lalu pada kuartal ketiga 2009. Direktur Keuangan JPST Lim Merry menyatakan, perbedaan kurs ini sangat membantu kinerja perusahaan, terutama untuk aset-aset yang direvitalisasi. JPST mencatatkan pendapatan Rp 651,4 miliar dengan laba bersih Rp 74,1 miliar pada sembilan bulan pertama 2009.
Selain mengantongi laba kurs, JPST juga bisa bernapas lega karena penguatan rupiah turut mengurangi jumlah utang mereka hingga Rp 80 miliar, dari total kewajiban Rp 1,214 triliun. Posisi menguntungkan ini membuat JPST berencana mengucurkan lebih banyak capex pada tahun depan.
General Manager Analis Finansial JPST Anton Goenawan menyatakan, sekitar 80% investasi JSPT bersifat jangka panjang, yaitu berupa penyewaan gedung perkantoran dan hotel. Sisanya bersifat investasi jangka pendek berupa penjualan residensial. "Karena itu kami mau mengubahnya mulai tahun depan," kata Anton. Saat ini, JPST masih memiliki 98 hektare lahan kosong senilai Rp 1,7 triliun yang belum dimanfaatkan. Rencananya dalam 5 tahun ke depan, JSPT akan menggarap lahan kosong di area Mega Kuningan dan Yogyakarta menjadi residensial. Selain itu, mereka juga akan mengembangkan proyek residensial di Puri Botanical, Jakarta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan