Rupiah menguat karena sejumlah penopang dari pasar global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat lunglai, kini nilai tukar rupiah berotot lagi terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Rupiah di pasar spot pada Selasa (26/3), ditutup menguat 0,08% ke level Rp 14.173 per dollar AS. Sementara dalam Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah menguat 0,36% ke level Rp 14.171 per dollar AS.

Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah disebabkan berita negatif dari global. Salah satunya, Presiden The Fed Boston Eric Rosengren yang memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh melambat dalam tiga kuartal ke depan, yaitu berada di kisaran 2%-2,5%. Perlambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang AS seperti China dan Uni Eropa akan berpengaruh terhadap performa ekonomi Negeri Paman Sam.

"Oleh karena itu, Rosengren menegaskan bahwa keputusan The Fed untuk menunda kenaikan suku bunga acuan sudah tepat. Dan ini sangat baik bagi rupiah ke depannya," ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (26/3).


Selanjutnya rupiah yang menguat juga karena persoalan Brexit juga masih menjadi momok kekhawatiran pelaku pasar. Ibrahim mengatakan siaga Brexit terus berlanjut setelah Parlemen memberikan suara 329 berbanding 302 pada hari Senin di Inggris. Anggota parlemen sekarang pun dijadwalkan untuk memilih berbagai opsi penarikan pada hari Rabu.

"Pekan lalu, tanggal Brexit - yang semula ditetapkan untuk 29 Maret - ditunda setidaknya dua minggu untuk memberi PErdana Menteri Inggris Theresa May waktu dalam menghasilkan solusi Brexit yang lebih baik. Namun, May mengatakan pada hari Senin bahwa dia masih kekurangan dukungan untuk menempatkan kesepakatan Brexit, yang ditolak dua kali awal tahun ini, untuk pemungutan suara ketiga," imbuh Ibrahim lagi.

Faktor lain yang mampu menguatkan rupiah juga datang dari negosiasi dagang AS dan China. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan menggelar pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Beijing pekan ini.

Ibrahim melihat, pertemuan ini kembali menggelorakan api damai dagang AS-China yang sempat meredup. "Semoga Washington dan Beijing bisa meneken kesepakatan damai dagang dalam waktu dekat, setidaknya pada tengah tahun. Sehingga perekonomian global tidak melambat dan Indonesia tak terkena dampaknya termasuk pergerakan rupiah," tandasnya.

Ibrahim pun memperkirakan rupiah masih akan menguat besok. Diproyeksikan besok, rupiah bergerak di rentang Rp 14.138 sampai Rp 14.215 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati