KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekoreksinya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang berdasarkan perhitungan automatic data processing (ADP) dan data ISM Non-Manufacturing Purchasing Managers' Index (PMI) rupiah manfaatkan untuk bergerak menguat terhadap dollar AS. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Kamis (4/4), rupiah tercatat menguat 0,28% ke Rp 14.183 per dollar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah tercatat menguat 0,38% ke Rp 14.182 per dollar AS. Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi mengatakan rupiah berhasil menguat karena memanfaatkan terkoreksinya data tenaga kerja AS di luar sektor pertanian dan pemerintah atau ADP non-farm employment change yang turun menjadi 129.000 di periode Maret dari ekspektasi di 184.000 dan data Februari di 197.000.
Selain itu, AS juga merilis negatif data ISM non-Manufacturing PMI atau kondisi ekonomi di sektor non manufaktur turun ke level 56,1 di periode Maret dari perkiraan di level 58,1 dan data Februari di 59,7. "Begitu data AS jelek dan indeks dollar AS ikut melemah terhadap mata uang lain, jadi rupiah ikut terapresiasi," kata Dini, Kamis (4/4). Namun, Dini menilai penguatan rupiah saat ini terbatas dan pergerakan rupiah dalam jangka pendek berpotensi bergerak cukup volatil jelang pemilihan umum. Selain itu, belum lagi ada tekanan muncul dari dollar AS yang masih diminati pasar karena kondisi perlambatan ekonomi global. Namun, Dini menilai fundamental dalam negeri dinilai cukup baik sehingga ketika rupiah terdepresiasi tidak akan terlalu dalam jatuhnya dan begitu kondisi global membaik dan dollar AS terkoreksi, rupiah bisa langsung menguat.