Rupiah Menguat, Memanfaatkan Pelemahan Dolar yang Tertekan Pidato Powell



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat pada Rabu (11/1). Hari ini, nilai tukar rupiah spot menguat 0,6% ke Rp 15.482 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, kurs rupiah Jisdor menguat 0,4% ke Rp 15.527 per dolar AS.

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada Selasa (10/1) kemarin gagal menenangkan investor yang bingung dengan pernyataan dari dua pembuat kebijakan Federal Reserve lainnya pada hari Senin (9/1). Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai pidato Powell secara tidak langsung mempengaruhi penguatan rupiah terhadap dolar AS.

Meskipun Powell hanya menyinggung independensi The Fed dan stabilitas harga di AS. Fikri menilai pernyataan ini berpengaruh langsung terhadap penurunan nilai tukar dolar AS.


Baca Juga: IHSG pada Kamis (12/1) Diprediksi Menguji Support, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik

“Pidato Powell tidak terlalu mempengaruhi penguatan rupiah hari ini, tetapi dampaknya tak berseberangan dengan apa yang terjadi,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (11/1).

Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya menilai pidato Powell menimbulkan sentimen bahwa The Fed hanya akan mengambil langkah sesuai rencana awal, yaitu kenaikan 0,25% di awal bulan Februari.

“Jadi, tak seagresif kenaikan suku bunga di tahun 2022 yang menyebabkan kurangnya minat beli dolar AS,” tutur dia.

Sementara itu, Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menilai tidak banyak hal berarti yang disampaikan oleh Powell pada Selasa malam.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,4% ke Rp 15.527 per Dolar AS, Rabu (11/1)

“Pasar hanya bisa melihat pernyataan anggota The Fed yang mengisyaratkan bahwa persentase kenaikan suku bunga akan turun,” katanya.

Nanang memprediksi rupiah akan melanjutkan penguatan esok hari menjelang rilis data inflasi AS. Dia menyebut, pasar sudah memproyeksikan bahwa inflasi AS akan berada di antara 6,5%-6,7%.

“Bila sesuai dengan perkiraan, maka makin menjadi penekan dolar AS dan berdampak penguatan terhadap rivalitas termasuk rupiah nantinya,” kata Nanang. Penurunan inflasi akan membuka ruang kenaikan rate Fed pada Februari menjadi 25 basis poin, setelah di Desember lalu naik 50 basis poin.

Nanang memprediksi rupiah akan bergerak menguat dengan mencoba beberapa support, di antaranya Rp 15.435 per dolar AS-Rp 15.400 per dolar AS-Rp 15.365 per dolar AS. Sedangkan, jika resisten, rupiah berada pada kisaran Rp 15.580 per dolar AS-Rp 15.620 per dolar AS-Rp 15.655 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati