Rupiah Menguat pada Perdagangan Rabu (14/8), Ini Sejumlah Sentimen Pemicunya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (14/7). Mengutip Bloomberg, rupiah spot menguat 1% ke level Rp 15,675 per dolar AS. Begitupun rupiah jisdor juga menguat 1,22% ke level Rp 15,691. 

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, mengatakan penguatan rupiah didukung dengan optimisme pasar terhadap peluang penurunan suku bunga acuan global serta data inflasi produsen Amerika yang lebih rendah dari ekspektasi. 

"Dan Rabu malam investor akan menantikan hasil angka inflasi konsumen Amerika yang juga diperkirakan akan melambat dan berada di bawah 3% untuk tahunannya," kata Nanang kepada KONTAN, Rabu (14/8). 


Baca Juga: Mata Uang dan Saham Asia Melonjak Berkat Data AS yang Lemah, Rupiah Paling Perkasa

Selain itu, faktor lainnya yang memengaruhi penguatan rupiah adalah sentimen pasar saham lokal yang di topang oleh inflow asing tercatat menguat cukup signifikan sebesar +1.08% ke level 7.436 untuk IHSG, yang mana angka tersebut hampir menyentuh level all time high. 

Ia menambahkan, bahwa pasar surat utang juga memengaruhi penguatan mata uang garuda. Pergerakan SBN 10Y Indonesia menunjukkan yield yang menguat tipis dari level 6,79& ke level 6,87%. Hal ini mengindikasikan adanya outflow atau aksi jual dari sisi surat berharga. 

Untuk proyeksi, Nanang menerangkan apabila data inflasi menunjukkan hasil melambat maka bisa membawa rupiah ke level Rp 15.588 pada Kamis (15/8). Namun jika data tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, maka rupiah bisa kembali koreksi ke level Rp 15.700. 

Baca Juga: Intip Kurs Dollar-Rupiah di BCA Hari Ini Rabu 14 Agustus 2024, Nasabah Valas Merapat

Selain itu pada Kamis (15/8), pukul 11.00 WIB akan ada Balance of Trade atau neraca dagang mengenai ekspor dan impor Indonesia. Menurut Nanang sentimen ini juga cukup penting memengaruhi pergerakan rupiah. 

Tidak jauh berbeda, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menganalisa penguatan ini didukung dari rilis data Indeks Harga Produsen (IHP) AS yang tercatat lebih rendah dibandingkan perkiraan. 

"Data IHP ini kemudian meningkatkan kemungkinan pemangkasan suku bunga the Fed hingga 50bps pada bulan September mendatang," ungkap Nanang kepada KONTAN, Rabu (14/8). 

Peningkatan ekspektasi pasar itu kemudian mendorong peningkatan sentimen risk-on di pasar keuangan Asia, alhasil sebagian besar mata uang di Asia hari ini juga ikut menguat. 

Baca Juga: Kurs Rupiah Berada di Level Paling Kuat Sejak Akhir Maret 2024

Sejalan dengan Nanang, Josua juga bilang apabila inflasi AS cenderung stagnan maka Rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatannya.

Selain itu, data IHP yang mengalami perlambatan, kemudian pelaku pasar akan mencermati rilis data IHK AS pada malam ini semakin mendukung potensi penguatan rupiah.

Josua memperkirakan Rupiah mampu bergerak di kisaran Rp 15.550 sampai Rp 15.750 per dolar AS pada perdagangan esok hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli