Rupiah menguat seiring ketidakjelasan penutupan pemerintahan AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih berlangsungnya penutupan pemerintahan alias government shutdown di Amerika Serikat (AS) membuat rupiah menguat, Kamis (24/1).

Mengutip Bloomberg di pasar spot, rupiah menguat 0,12% ke Rp 14.170 per dollar AS. Sedangkan, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah juga tercatat menguat 0,33% ke Rp 14.141 per dollar AS.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy mengatakan rupiah kembali menguat terbatas hari ini karena dollar AS tertekan dibayangi government shutdown yang terus berlanjut hingga 33 hari.


Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai kinerja ekonomi AS. Bahkan, penasihat ekonomi Donald Trump memproyeksikan ekonomi AS di kuartal I-2019 berpotensi tidak tumbuh sama sekali bila penutupan pemerintahan AS terus berlangsung.

"Sejauh ini belum ada tanda-tanda shutdown AS akan berakhir, ekonomi AS di kuartal I tahun ini jadi suram dan dollar AS melemah," kata Nizar, Kamis (24/1).

Tentu saja di tengah kondisi seperti ini, kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga menjadi semakin sulit. Dalam sebulan terakhir, Nizar mengamati pejabat The Fed kompak memberikan pandangan dovish.

Sementara, dari dalam negeri, Nizar memandang data ekonomi cukup beragam. Neraca perdagangan domestik di Desember 2018 defisit US$ 1,1 miliar AS. Namun, cadangan devisa di periode yang sama berhasil meningkat menjadi US$ 120,7 miliar dari US$ 117,2 miliar di bulan sebelumnya. Data pertumbuhan kredit perbankan di sepanjang 2018 juga tumbuh positif 12,88% melampaui target pemerintah di 10%-12%.

Seiring dengan government shutdown yang belum usai, Nizar memproyeksikan penguatan rupiah masih terbuka untuk perdagangan, Kamis (24/1). Hanya saja penguatan yang terjadi masih cenderung terbatas.

"Outlook rupiah jangka menengah panjang masih bullish apalagi pemerintah telah menetapkan devisa hasil ekspor wajib dibawa pulang masuk ke Indonesia," kata Nizar.

Jumat (25/1) Nizar memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi