KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot pada Selasa (21/3) ditutup menguat 0,16% ke level Rp 15.345 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, rupiah kurs Jisdor BI hari ini menguat 0,14% ke Rp 15.349 per dolar AS. Chief Analist DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah menguat setelah meredanya kekhawatiran akan krisis seputar kejatuhan sejumlah bank di dunia.
“Investor merespon positif langkah pemerintah Swiss dengan UBS dalam mengakuisisi Credit Suisse, meskipun krisis perbankan belum sepenuhnya berakhir,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (21/3).
Baca Juga: Ketidakpastian Global Diprediksi Kerek Harga Emas Lebih Tinggi Lukman memprediksi, rupiah akan bergerak datar, dengan absennya data ekonomi domestik yang signifikan di minggu ini. Selain itu, investor juga masih wait and see akan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) besok malam. “Namun, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25bps dan memberikan pernyataan dengan nada yang lebih dovish,” ungkapnya. Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, pergerakan rupiah hari ini terbantu oleh pasar yang masih wait and see dengan pernyataan The Fed dalam rapat FOMC besok malam. Fikri memprediksi, rupiah pada hari Jumat akan sangat dipengaruhi oleh pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell. “Rupiah akan sedikit terdepresiasi pada hari Jumat, melihat capital outflow yang masih terjadi di IHSG,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (21/3).
Namun, jika ada pernyataan lain dari The Fed, terutama terkait penambahan suplai dolar AS ke market, rupiah kemungkinan bisa menguat pada hari Jumat. Lukman memproyeksikan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.300 - Rp 15.400 per dolar AS pada Jumat. Sedangkan, Fikri memproyeksikan, rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.250 – Rp 15.450 per dolar AS.
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.345 Per Dolar AS Pada Hari Ini (21/3) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat