Rupiah Menguat, Simak Proyeksi Untuk Senin (12/8)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak menguat selama sepekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan kurs rupiah didorong sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (9/8), rupiah spot pekan ini ditutup pada level Rp 15.925 per dolar AS, melemah 0,19% dari sehari dari Rp 15.894 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah spot menguat 1,7% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 16.200 per dolar AS.

Kurs rupiah Jisdor justru menguat 0,24% secara harian pada hari ini ke Rp 15.914 per dolar AS dari posisi kemarin. Sedangkan dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor menguat 1,97% dari Rp 16.234 per dolar AS.


Pengamat pasar uang sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa data terbaru tenaga kerja AS yang menunjukan adanya penurunan tunjangan pengangguran yang lebih besar dari ekspetasi pasar semakin meredakan kekhawatiran akan resesi. 

"Kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja sedang terurai adalah berlebihan," tulis Ibrahim dalam riset, Jumat (9/8). 

Baca Juga: Dolar Stabil, Yen Menuju Penurunan Mingguan Pertama Dalam 6 Pekan

Di samping itu, belum bisa dipastikannya Bank of Japan (BOJ) akan terus menaikkan suku bunga atau justru berhenti karena volatilitas pasar, menggarisbawahi tugas rumit yang dihadapi bank sentral. Hal ini kemungkinan akan membuat investor gelisah. 

"Bahkan jika Federal Reserve AS benar-benar memberikan pemotongan suku bunga yang tajam seperti yang diharapkan sebagian besar pedagang dan BOJ menaikkan lagi, masih akan ada insentif untuk menggunakan yen untuk mendanai perdagangan lainnya," kata dia.

Dengan demikian fokus investor sekarang akan tertuju pada laporan inflasi harga konsumen AS untuk bulan Juli yang akan dirilis minggu depan, serta komentar oleh Ketua Fed Jerome Powell pada Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole bank sentral pada 22-24 Agustus.

Di samping sentimen luar negeri, sentimen dalam negeri terkait kebijakan Indonesia yang berhati-hati baik di bidang moneter, fiskal, maupun keuangan dinilai telah menciptakan fondasi yang kokoh untuk stabilitas makro dan kesejahteraan sosial.

Ibrahim mengutip Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund (IMF) yang menyampaikan catatan positif terkait kebijakan yang telah ditempuh oleh otoritas Indonesia.

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat 2% Sepekan Saat Dolar AS Tertekan

Pertama terkait komitmen Indonesia terhadap disiplin fiskal. Kedua, penurunan inflasi sesuai dengan kisaran target yang telah ditetapkan dan kebijakan moneter yang memperhatikan perkembangan data (data dependent), upaya pendalaman pasar dan upaya penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter.  

Ketiga, upaya penguatan kerangka kebijakan makroprudensial. Keempat, agenda pertumbuhan menuju status negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Kelima, komitmen untuk mencapai target nol emisi karbon atau net zero-emission pada 2060 serta langkah-langkah yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan deforestasi. 

Meski adanya apresiasi, ia mengingatkan ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti volatilitas harga komoditas, perlambatan pertumbuhan negara mitra dagang utama, dan spillover akibat kondisi high-for-longer pada keuangan global. 

Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah masih akan bergerak fluktuatif tetapi akan ditutup menguat di rentang harga Rp 15.880 per dolar AS-Rp 15.970 per dolar AS pada Senin depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati