Rupiah menguat tajam dan terbaik di Asia pada penutupan Jumat, ini pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah pada Jumat (7/9) ditutup di level Rp 14.820 atau menguat sebesar 0,47% dari level penutupan sebelumnya Rp 14.890, menjadikan penguatan tertinggi untuk hari ini di Asia.

Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia mengatakan penguatan rupiah hari ini terjadi di tengah sentimen positif dari melemahnya dollar AS yang dipengaruhi oleh berita bahwa Trump mengancam perang dagang dengan Jepang dan juga didorong oleh penguatan GBP atas ekspektasi perkembangan positif dari proses negosiasi Brexit.

Selain itu, pelemahan dollar AS juga dipengaruhi oleh rilis data US yang mixed (US Factory Orders dan Markit US Services yang melemah vs US ISM Non Manufacturing yang menguat) menjelang rilis data ketenagakerjaan malam ini dimana US Nonfarm Payroll dan Unemployment Rate diekspektasikan membaik.


"Pada sesi siang rupiah sempat mengalami tekanan pelemahan karena tingginya permintaan valas oleh korporasi dan repositioning dana portfolio asing dari obligasi dan saham," kata Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (7/9).

"Untuk menjaga momentum positif dan memperkuat kepercayaan terhadap rupiah, Bank Indonesia hari ini tetap berada di pasar," lanjutnya.

Nanang menambahkan, rupiah selanjutnya menguat mendorong terjadinya masuknya kembali portofolio dana asing ke SBN. Pada sesi siang tercatat net inflows ke SBN sebesar Rp 200 miliar.

Selain didorong penguatan rupiah, menurut Nanang, masuknya dana asing juga didukung oleh imbal hasil SBN yang sudah sangat menarik.

Yield SUN 10 thn (seri FR 64) misalnya, hari ini ditutup di 8,47%, turun 7 basis poin (bps) dari level penutupan kemarin. Bila dibandingkan dengan yield US Treasury Bond 10 tahun selisihnya sudah cukup lebar di 558,27 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi