KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini. Jumat (13/1), rupiah spot ditutup menguat 1,2% ke 15.149 per dolar AS. Sejalan, rupiah Jisdor juga sukses menguat 1,2% ke Rp 15.177 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Dalam sepekan, rupiah Jisdor melonjak 3%. Sedangkan, rupiah spot juga sudah menguat 3,09% di sepanjang minggu ini.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, penguatan rupiah kali ini cukup mengejutkan. Fikri mengatakan, ada dua faktor yang menyebabkan rupiah melonjak di pekan ini. Dari eksternal, sentimen yang datang berasal dari pelemahan indeks dolar AS. Hal tersebut membuat dolar AS tertunduk lesu terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Baca Juga: Makin Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.149 Per Dolar AS Hari Ini (13/1) Secara domestik, dampak positif terjadi setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Devisa Hasil Ekspor (DHE) untuk ditempatkan di dalam negeri, salah satunya di sektor manufaktur. “Lalu, ada hilirisasi produk-produk komoditas yang akan didorong di dalam negeri. Ini yang membuat rupiah bergerak positif pekan ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/1). Sejalan, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, posisi rupiah saat ini merupakan yang terbaik sejak akhir September 2022. “Ini karena indeks dolar AS melemah, bahkan ada di level terendah sejak Juni 2022. Inflasi AS yang turun juga ikut berpengaruh," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (13/1).
Baca Juga: Melesat, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 15.177 Per Dolar AS Pada Jumat (13/1) Menurut Sutopo, pernyataan IMF pada Kamis (12/1) yang percaya bahwa resesi global 2023 dapat dihindari menjadi sentimen untuk pergerakan rupiah pada penutupan perdagangan pekan ini. Selain itu, data surplus perdagangan China 2022 yang mencatat rekor tertinggi, turut menjadi pendorong mata uang di kawasan tampil perkasa terhadap
the greenback. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari