KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak menguat di perdagangan pekan ini. Penguatan rupiah sejalan dengan lesunya dolar Amerika Serikat (AS). Pengamat Mata Uang Lukman Leong menjelaskan, sepekan ini rupiah menguat terhadap dolar AS yang melemah terhadap mata uang secara luas. Pelemahan The Greenback seiring dengan menurunnya ekspektasi terkait prospek suku bunga The Fed. “Dari dalam negeri tidak banyak data ekonomi kecuali data inflasi November yang lebih tinggi dari perkiraan. Data inflasi ini mendukung rupiah karena meredakan tekanan pada Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga,” imbuh Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (1/12).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, Rupiah menutup perdagangan di akhir pekan ini dengan kenaikan yang sejalan dengan membaiknya kinerja manufaktur negara kawasan Asia.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,26% ke Rp 15.524 Per Dolar AS Pada Jumat (1/12) Sebagian besar PMI Manufaktur negara di Asia meningkat, termasuk mitra dagang utama Indonesia, seperti India dan China, sehingga mendorong ekspektasi penguatan transaksi berjalan Indonesia. “Ekspektasi tersebut kemudian membantu reversal arah pergerakan Rupiah pada sesi kedua. Rupiah cenderung melemah pada sesi pertama, sebagai akibat dari penguatan Dolar AS,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (1/12). Josua menyebutkan bahwa rupiah cenderung terapresiasi di sepanjang pekan ini akibat data indikator manufaktur AS yang melemah. Sentimen tersebut mendorong narasi yang lebih kuat bahwa Fed diekspektasikan lebih bersikap less-hawkish dalam jangka pendek. Hanya saja, Josua mencermati, rupiah kemungkinan berpotensi melemah terbatas di perdagangan pekan depan. Perkiraan tersebut sejalan dengan ekspektasi kenaikan data ADP Employment Change AS. “Data ketenagakerjaan AS yang membaik akan kembali mendorong sentimen higher-for-longer di pasar keuangan domestik,” imbuhnya. Lukman menimpali, tren pelemahan dolar AS dalam sepekan ini belum bisa dikonfirmasi lebih lanjut. Pasalnya, dolar AS sempat berbalik menguat (rebound) di akhir perdagangan pekan ini terutama terhadap EUR yang disebabkan data inflasi Eropa lebih rendah dari perkiraan. Investor juga masih menantikan data-data penting dari Amerika Serikat seperti ISM dan Non Farm Payroll (NFP) di pekan depan. Sementara itu dari domestik menunggu data cadangan devisa Indonesia.
Baca Juga: Berotot, Rupiah Spot Menguat 0,16% ke Rp 15.485 Per Dolar AS Pada Jumat (1/12) Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran harga Rp 15.350 per dolar AS -Rp 15.650 per dolar di perdagangan pekan depan. Sedangkan, Josua melihat potensi rupiah bergerak di kisaran Rp 15.425 – Rp 15.575 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, Rupiah spot ditutup pada level harga Rp 15.485 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat (1/12). Dalam sepekan, rupiah spot menguat sekitar 0,51% daripada posisi akhir pekan lalu di Rp 15.565 per dolar AS. Rupiah spot juga terpantau menguat 0.16% secara harian. Sejalan dengan penguatan di pasar spot, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga menguat ke posisi Rp 15.524 per dolar AS, Jumat (1/12). Secara mingguan, rupiah jisdor telah menguat sekitar 0,40%. Sedangkan, rupiah jisdor secara harian bergerak melemah 0,26% dari posisi Rp 15.484 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi