KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah tersendat sepanjang tahun 2023. Kurs rupiah di pasar spot hanya menguat tipis 0,99% atau di bawah 1% sepanjang tahun hingga penutupan perdagangan kemarin. Di pasar spot, kurs rupiah menguat 0,08% menjadi Rp 15.418 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (28/12). Pada akhir tahun lalu, kurs rupiah spot berada di Rp 15.573 per dolar AS. Sementara berdasarkan Jisdor Bank Indonesia, rupiah melemah tipis 0,01% ke Rp 15.416 per dolar AS. Kurs rupiah Jisdor menguat tipis dari Rp 15.414 pada perdagangan hari sebelumnya.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.380 per dolar AS-Rp 15.530 per dolar AS pada hari ini. Dia mengatakan, penguatan rupiah didukung oleh indeks dolar AS yang terus menurun ke level terendah dalam 22 minggu terakhir. Baca Juga: Investor Asing Mencatat Net Sell Sejak Awal Tahun, Arus Dana Mulai Berbalik Masuk Selain itu, ekspektasi pasar terhadap berlanjutnya pelonggaran kebijakan ekonomi di China mendorong naiknya sentimen risk-on investor asing di pasar keuangan kawasan Asia Pasifik. Pemerintah China memberikan sinyal kebijakan ekonomi ke depan akan difokuskan pada peningkatan permintaan domestik, pemulihan ekonomi yang cepat, dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Namun, penguatan rupiah terbatasi oleh aksi investor yang menanti data jobless claims dan pending home sales AS yang akan diumumkan Kamis malam ini. "Data ini guna mendapatkan informasi lebih lanjut terkait perkembangan kondisi ekonomi AS," kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (28/12). Baca Juga: Berbalik Arah, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.418 Per Dolar AS Hari Ini (28/12)