KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat tipis pada perdagangan Selasa (5/11). Mengutip Bloomberg, Selasa (5/11), Rupiah di pasar spot hari ini ditutup pada posisi Rp 15.748 per dolar AS, menguat terbatas 0,03% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.752 per dolar AS. Penguatan rupiah terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian hasil pemilihan presiden (Piplres) Amerika Serikat (AS). Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mencermati, penguatan tipis rupiah pada Selasa (5/11) sejalan dengan ketidakpastian hasil pemilu yang membuat dolar AS melemah. Ketidakpastian atas hasil pemilihan presiden AS menyebabkan para pedagang melepas beberapa posisi
Trump Trade mereka.
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,03% ke Rp 15.749 Per Dolar AS Pada Selasa 5 November 2024 “Faktor ketidakpastian hasil Pilpres AS ini membuat rupiah menguat tipis,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11). Jajak pendapat terkini menunjukkan bahwa persaingan antara Kamala Harris dan Donald Trump lebih ketat dari yang diperkirakan sebelumnya. Perhatian pasar juga terfokus pada partai mana yang akan mengendalikan Kongres karena sapu bersih dapat memicu perubahan signifikan dalam kebijakan pengeluaran dan pajak. Selain faktor politik, dolar AS dipengaruhi langkah Federal Reserve (The Fed) yang diantisipasi akan mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar 25 bps, pada Kamis (7/11). Pasar juga memperkirakan kemungkinan pemotongan suku bunga 25 bps lagi pada bulan Desember. Dari domestik, Sutopo melihat, perekonomian Indonesia yang sedikit lebih baik tidak cukup menjadi bantalan bagi rupiah. Seperti diketahui, PDB Indonesia kuartal ketiga 2024 hanya tumbuh 1,5% qoq, di bawah perkiraan pasar sebesar 1,6% qoq, dan lebih rendah dibandingkan kenaikan kuartalan tertinggi tahun ini sebesar 3,79% pada kuartal kedua lalu. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, nilai tukar rupiah bersama beberapa mata uang Asia lainnya cenderung menguat hari ini terhadap dolar AS karena didukung optimisme perekonomian China. Data terbaru menunjukkan PMI Jasa China meningkat melebihi ekspektasi pada bulan Oktober 2024, menandakan pemulihan sektor jasa di negara tersebut. Selain itu, pemerintah memberikan sinyal untuk penambahan stimulus kepada pemerintah lokal di China.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,039% ke Rp 15.766 Per Dolar AS Pada Selasa 5 November 2024 ”Kedua hal tersebut memberikan sentimen positif bagi pemulihan perekonomian China ke depannya, sehingga bursa Asia cenderung menguat," kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11). Josua menuturkan, pergerakan rupiah pada Rabu (6/11) akan sangat bergantung pada perkembangan hasil pemilu AS. Adapun proyeksi hasil pemilu AS akan diumumkan pada Rabu (6/11) pagi waktu Indonesia. Menurut Sutopo, jika Donald Trump terpilih sebagai Presiden baru AS, maka kemungkinan rupiah akan melemah di hari Rabu. Sebaliknya, terpillihnya Kamala Harris diperkirakan dapat mendorong penguatan rupiah.
"Pasar mungkin cukup volatil mengingat adanya pemilu dan keputusan suku bunga The Fed pekan ini,” imbuhnya. Sutopo memperkirakan, Rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp 15.700 – Rp 15.850 per dolar AS di perdagangan Rabu (6/11). Sedangkan, Josua memproyeksi rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.650 – Rp 15.800 per dolar AS pada perdagangan Rabu (6/11). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi