Rupiah Menguat Usai Libur Natal, Simak Prediksinya untuk Kamis (28/12)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,35% menjadi Rp 15.430 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (27/12). Sementara berdasarkan Jisdor Bank Indonesia, rupiah menguat 0,48% ke Rp 15.414 dari Rp 15.489 pada penutupan perdagangan pekan lalu. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan rupiah didorong oleh berlanjutnya pelemahan indeks dolar AS di kisaran 101,5. Hal ini didorong oleh semakin kuatnya ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed yang cenderung semakin dovish ke depannya. 

"Pasar masih melihat ruang pemotongan suku bunga acuan akan mulai terbuka pada Maret 2024," kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (27/12). 


Investor juga menantikan data industri manufaktur yang dirilis pada Rabu (27/12) malam untuk melihat lebih lanjut kondisi ekonomi AS. Dari kawasan Asia Pasifik, para investor pun terus menilai prospek ekonomi China ke depannya. 

Baca Juga: Berotot, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 15.414 Per Dolar AS Pada Rabu (27/12)

Pasar berharap bank sentral China akan kembali menurunkan tingkat suku bunga acuan dan rasio reserve requirement pada 2024. Harapan tersebut memberikan sentimen positif pada prospek ekonomi kawasan Asia Pasifik. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, The Fed mengisyaratkan pihaknya telah selesai menaikkan suku bunga dan akan mempertimbangkan penurunan pada 2024. Pasar sekarang memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga antara tiga hingga lima kali pada tahun depan.

Selain itu, banyak analis memperkirakan, perekonomian AS akan melambat secara signifikan pada tahun 2024. Namun The Fed juga diperkirakan akan bertindak untuk memastikan kesenjangan antara suku bunga The Fed dan realisasi inflasi tidak melebar terlalu jauh. 

Jika inflasi turun jauh lebih cepat dibandingkan suku bunga acuan The Fed, maka hal ini dapat memperketat kondisi moneter lebih dari yang diharapkan oleh para pembuat kebijakan. 

"Pada akhirnya, kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadinya hard economic landing," ucap Ibrahim. 

Baca Juga: Bertenaga, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.430 Per Dolar AS di Hari Ini (27/12)

Kemudian, untuk mengetahui kondisi ekonomi China, pasar saat ini fokus pada data indeks manajer pembelian bulan Desember 2023 yang akan dirilis minggu depan. 

Ibrahim memprediksi, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.400- Rp 15.470 per dolar AS pada Kamis (28/12).

Sementara Josua memprediksi, rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 15380-Rp 15.530 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi