Rupiah menuju pelemahan pekan kedelapan



JAKARTA. Nilai tukar rupiah menuju penurunan pekan kedelapan. Pelemahan ini dipicu langkah pemerintah yang menunda paket kebijakan stimulus yang bertujuan menghidupkan kembali perekonomian.

Menteri koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan Presiden Joko Widodo telah meminta menteri untuk fokus pada merevisi peraturan yang menghambat investasi sebelum mengeluarkan paket kebijakan.

Sebelumnya, pemerintah mengatakan stimulus akan dirilis pekan ini untuk meningkatkan investasi asing, meningkatkan kegiatan ekonomi dan memperkuat rupiah. Di sisi lain, pasar tengah menanti data nonfarm AS-payrolls yang dirilis Jumat (4/9) untuk dapat memberikan petunjuk pada waktu kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.


"Eksportir masih memegang dollar masing-masing mengantisipasi pelemahan rupiah dalam akibat dampak kenaikan suku bunga The Fed,” ekonom PT BNI Securities Heru Irvansyah.

Nilai tukar rupiah melemah 1,4 % dari 28 Agustus ke 14.185 dolar per 10:51 di Jakarta, ditetapkan untuk jangka terpanjang penurunan mingguan sejak Oktober, harga dari bank lokal menunjukkan. Mata uang turun 0,1 % pada Jumat dan turun menjadi 14.188, level terendah sejak Agustus 1998. Hal ini telah anjlok 13 % tahun ini, kinerja terburuk di Asia setelah ringgit Malaysia.

Pelemahan rupiah terdalam sejak Agustus dipicu kejutan China mendevaluasi mata uang yuan yang memicu gejolak pasar global. Standard & Poor menyebutkan Indonesia dan Malaysia mengalami penurunan cadangan devisa. Asal tahu saja, China ada mitra dagang terbesar Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto