JAKARTA. Pada transaksi perdagangan hari ini (3/1), mata uang rupiah menuju penguatan mingguan pertama sejak Oktober 2013 lalu. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.36 WIB, rupiah menguat 0,2% pada pekan ini menjadi 12.236 per dollar AS. Meski demikian, pada hari ini, posisi rupiah menorehkan pelemahan sebesar 0,6%. Sementara itu, di pasar offshore, harga kontrak rupiah non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,1% sejak 27 Desember lalu. Sedangkan untuk hari ini, kontrak yang sama melemah 0,5% menjadi 12.265. Jika dibandingkan, posisi rupiah di pasar NDF lebih lemah dibanding posisi rupiah di pasar spot. Salah satu faktor yang mendorong penguatan rupiah pekan ini adalah posisi neraca perdagangan Indonesia yang menorehkan surplus terbesar dalam 20 bulan terakhir. Asal tahu saja, tingkat ekspor Indonesia berhasil melampaui impor pada November dengan nilai mencapai US$ 777 juta. Sementara, tingkat inflasi pada Desember tak banyak mencatatkan perubahan di level 8,38%. "Data yang mendukung seperti neraca perdagangan yang surplus dan stabilisasi inflasi membuat tekanan terhadap rupiah mereda. Meski demikian, kami percaya rupiah masih akan terdepresiasi," jelas Prakriti Sofat, ekonom Barclays Plc. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rupiah menuju penguatan mingguan sejak Oktober
JAKARTA. Pada transaksi perdagangan hari ini (3/1), mata uang rupiah menuju penguatan mingguan pertama sejak Oktober 2013 lalu. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.36 WIB, rupiah menguat 0,2% pada pekan ini menjadi 12.236 per dollar AS. Meski demikian, pada hari ini, posisi rupiah menorehkan pelemahan sebesar 0,6%. Sementara itu, di pasar offshore, harga kontrak rupiah non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,1% sejak 27 Desember lalu. Sedangkan untuk hari ini, kontrak yang sama melemah 0,5% menjadi 12.265. Jika dibandingkan, posisi rupiah di pasar NDF lebih lemah dibanding posisi rupiah di pasar spot. Salah satu faktor yang mendorong penguatan rupiah pekan ini adalah posisi neraca perdagangan Indonesia yang menorehkan surplus terbesar dalam 20 bulan terakhir. Asal tahu saja, tingkat ekspor Indonesia berhasil melampaui impor pada November dengan nilai mencapai US$ 777 juta. Sementara, tingkat inflasi pada Desember tak banyak mencatatkan perubahan di level 8,38%. "Data yang mendukung seperti neraca perdagangan yang surplus dan stabilisasi inflasi membuat tekanan terhadap rupiah mereda. Meski demikian, kami percaya rupiah masih akan terdepresiasi," jelas Prakriti Sofat, ekonom Barclays Plc. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News