Rupiah menunggu dampak BI rate



JAKARTA. Rupiah babak belur. Di pasar spot, Jumat (15/11), mata uang Garuda bertengger di level 11.623 atau terperosok 0,67% dibanding sehari sebelumnya. Rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga turun 0,12% ke level 11.561.

Mika Martumpal, Kepala Divisi Riset dan Treasury Bank CIMB Niaga mengatakan, di akhir pekan lalu, kurs rupiah tertekan penguatan dollar AS akibat data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang positif. Sebetulnya, nilai tukar rupiah masih mendapatkan sentimen positif dari euforia pasar atas kenaikan tingkat suku bungan acuan BI rate. "Tapi itu hanya mampu membendung pelemahan saja," katanya.

Mika memperkirakan, rupiah berpotensi menguat, hari ini. Hal tersebut dipicu oleh mulai bereaksinya pasar terhadap kenaikan suku bunga BI yang dilakukan pekan lalu. Selain itu, seiring ekspektasi ekonomi makro Indonesia yang bakal membaik, pelemahan rupiah bisa sedikit tertahan.


Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures bilang, pergerakan rupiah pada hari ini, masih akan tertekan. Ini dipicu oleh outlook pertumbuhan Indonesia yang lemah. Rupiah juga akan mendapat tekanan dari belum adanya kepastian dari kebijakan ekonomi yang dijanjikan oleh pemerintah.

“Janji pemerintah belum diimplementasikan, waktunya juga belum ditetapkan. Sehingga janji-janji tersebut hanya euforia sementara,” ujar Albertus.Padahal, menurut Albertus, kejelasan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah akan memberi sentimen positif terhadap rupiah. Terutama, jika pemerintah bisa memastikan kapan kebijakan ekonomi bisa diimplementasikan.

Pergerakan rupiah juga akan dipengaruhi oleh rilis data-data ekonomi dari China dan Jepang di pekan ini. Albertus bilang, jika data ekonomi negara-negara itu bagus maka akan membuat peralihan arus modal dari dalam negeri ke kawasan Asia lain yang memiliki fundamental lebih baik.  

Mika memprediksi, pasangan USD/IDR bisa melemah di kisaran 11.400-11.500, hari ini. Adapun, proyeksi Albertus, pairing USD/IDR akan menguat di rentang harga 11.520-11.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini