JAKARTa. Kabar dari Amerika Serikat tentang ketiadaan quantitative easing tahap ketiga, menjatuhkan rupiah. Kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) di Bank Indonesia menguat 0,12% menjadi Rp 9.479 dari sehari sebelumnya. Di pasar spot, pasangan USD/IDR juga naik 0,07 menjadi 9.476. Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, mengatakan, selain sentimen negatif dari The Fed, buruknya data manufaktur di China, Eropa serta Amerika mengobarkan kekhawatiran di pasar finansial terhadap masa depan euro. "Itu yang membuat dollar AS mengalami penguatan," ujar dia. Zulfirman memprediksi, rupiah hari ini masih bakal tertekan. Fokus para investor masih pada hasil pertemuan European Central Bank (ECB). Pasar berharap ECB akan mengaktifkan program pembelian obligasi.
Rupiah menunggu data dari AS
JAKARTa. Kabar dari Amerika Serikat tentang ketiadaan quantitative easing tahap ketiga, menjatuhkan rupiah. Kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) di Bank Indonesia menguat 0,12% menjadi Rp 9.479 dari sehari sebelumnya. Di pasar spot, pasangan USD/IDR juga naik 0,07 menjadi 9.476. Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, mengatakan, selain sentimen negatif dari The Fed, buruknya data manufaktur di China, Eropa serta Amerika mengobarkan kekhawatiran di pasar finansial terhadap masa depan euro. "Itu yang membuat dollar AS mengalami penguatan," ujar dia. Zulfirman memprediksi, rupiah hari ini masih bakal tertekan. Fokus para investor masih pada hasil pertemuan European Central Bank (ECB). Pasar berharap ECB akan mengaktifkan program pembelian obligasi.