JAKARTA. Rupiah ditutup menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, pasangan USD/IDR, Kamis (4/7) turun 0,34% menjadi 9.943 dibandingkan sehari sebelumnya. Adapun dollar AS di kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik tipis 0,04% menjadi 9.945. Analis PT Monex Investindo Futures Albertus Christian menjelaskan, rupiah diuntungkan minimnya sentimen dari global. Apalagi, bursa AS sedang tutup dalam rangka memperingati hari kemerdekaan AS. Dari dalam negeri, investor menyambut positif pernyataan Gubernur BI, Agus Martowardjojo yang menegaskan akan tetap berkomitmen melakukan pengetatan moneter. Hal itu ditempuh sebagai antisipasi lonjakan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Ini memberi sinyal akan ada kenaikan BI rate pada rapat Dewan Gubernur BI, 11 Juli nanti. " Kenaikan BI rate berdampak positif terhadap rupiah dalam jangka pendek," jelas Albertus. Nasib rupiah juga akan ditentukan oleh data tenaga kerja AS yang akan dirilis pada Jumat (5/7). Berdasarkan prediksi, tingkat pengangguran AS akan turun dari 7,6% menjadi 7,5%. Sementara data nonfarm payroll turun dari 175.000 menjadi 162.000. Jika rilis ekonomi AS positif, ini akan membuat dollar AS menguat dan menekan rupiah. Sebelumnya, data positif AS yang menekan rupiah datang dari indeks manufaktur dan klaim tunjangan pengangguran yang turun.
Rupiah menunggu pengumuman BI rate
JAKARTA. Rupiah ditutup menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, pasangan USD/IDR, Kamis (4/7) turun 0,34% menjadi 9.943 dibandingkan sehari sebelumnya. Adapun dollar AS di kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik tipis 0,04% menjadi 9.945. Analis PT Monex Investindo Futures Albertus Christian menjelaskan, rupiah diuntungkan minimnya sentimen dari global. Apalagi, bursa AS sedang tutup dalam rangka memperingati hari kemerdekaan AS. Dari dalam negeri, investor menyambut positif pernyataan Gubernur BI, Agus Martowardjojo yang menegaskan akan tetap berkomitmen melakukan pengetatan moneter. Hal itu ditempuh sebagai antisipasi lonjakan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Ini memberi sinyal akan ada kenaikan BI rate pada rapat Dewan Gubernur BI, 11 Juli nanti. " Kenaikan BI rate berdampak positif terhadap rupiah dalam jangka pendek," jelas Albertus. Nasib rupiah juga akan ditentukan oleh data tenaga kerja AS yang akan dirilis pada Jumat (5/7). Berdasarkan prediksi, tingkat pengangguran AS akan turun dari 7,6% menjadi 7,5%. Sementara data nonfarm payroll turun dari 175.000 menjadi 162.000. Jika rilis ekonomi AS positif, ini akan membuat dollar AS menguat dan menekan rupiah. Sebelumnya, data positif AS yang menekan rupiah datang dari indeks manufaktur dan klaim tunjangan pengangguran yang turun.