Rupiah merespons BI rate



JAKARTA. Keputusan Federal Reserve (The Fed) membawa sentimen positif bagi rupiah. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan menjadi 6,5%. Di pasar spot Kamis (16/6), kurs rupiah terhadap dollar AS melemah 0,15% ke 13.375 dibandingkan sehari sebelumnya. Sebaliknya, di kurs tengah BI, rupiah menguat 0,53% ke 13.327.

Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, mengatakan, keputusan The Fed yang tidak menaikkan suku bunga menyebabkan dollar AS tertekan. Data-data ekonomi AS masih fluktuatif. Sedangkan tingkat pengangguran yang lebih baik, tidak cukup menyebabkan The Fed mengubah kebijakan ekonomi.

Dari dalam negeri, neraca perdagangan bulan Mei surplus US$ 375,5 juta, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Rupiah tak mampu menguat tajam mengingat pertumbuhan ekonomi masih lambat.


Apalagi kemarin, pasar juga menunggu keputusan BI rate. Bank sentral mengumumkan BI rate turun menjadi 6,50%.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra memaparkan, sentimen utama yang mempengaruhi rupiah adalah keputusan The Fed yang mempertahankan kebijakan ekonomi. Hari ini, reaksi pasar atas penurunan BI rate dapat melemahkan rupiah dalam jangka pendek.

Tapi jika ada keyakinan bahwa penurunan suku bunga dapat memacu pertumbuhan ekonomi di atas 5%, rupiah kembali menguat. Di akhir pekan, investor juga memperhatikan data ekonomi AS, yakni angka inflasi dan klaim pengangguran.

Putu memprediksi, rupiah melemah di 13.180-13.550. Prediksi Reny, rupiah menguat di 13.290-13.385, jika klaim pengangguran AS naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie